Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang PS Brodjonegoro terpaksa menelan pil pahit setelah urung melangkah maju jadi presiden International Fund for Agricultural Development (IFAD) masa jabatan 2017-2021.
"Ya kecewa. Wajar kan namanya manusia," ujarnya ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (17/2).
Menurut Bambang, dalam konteks politik global, negara maju tengah fokus ke negara-negara di Afrika. "Intinya negara maju sukanya sama orang Afrika,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, pemilihan presiden dilakukan dalam sidang tahunan IFAD yang berlangsung di Roma, Italia, pada 14-15 Februari 2017. Mantan perdana menteri Togo Gilbert Fossoun Houngbo didapuk sebagai pemenang.
Houngbo berhasil meraih 54,43 persen suara mengalahkan tujuh kandidat lainnya.
Posisi kedua ditempati oleh Politikus asal Italia Paolo De Castro dengan jumlah suara 20,34 persen. Sementara, Bambang memperoleh suara terbanyak ketiga sebesar 17,65 persen.
Danang Rizki Ginanjar, Staf Khusus Menteri PPN mengungkapkan, pemilihan presiden IFAD ditentukan oleh besar kecilnya kontribusi permodalan masing-masing negara kepada IFAD.
Saat ini, terdapat 18 negara anggota IFAD yang memiliki lebih dari 50 persen total hak suara memilih dari total 176 negara anggota.