National Sago Prima Jaga Pangsa Pasar Ekspor Tahun Ini

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 20 Feb 2017 13:49 WIB
Volume penjualan Prima Starch sebagai merek dagang National Sago Prima mencapai 4.350 ton dan sekitar 50 persennya untuk pasar ekspor.
National Sago Prima adalah salah satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) bukan kayu yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan sagu (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT National Sago Prima (NSP) berencana mempertahankan pangsa pasar ekspor produk pati sagu olahannya tahun ini di angka 50 persen dari total produksi perusahaan.

"Hingga September 2016, volume penjualan Prima Starch sebagai merek dagang kami mencapai 4.350 ton dan sekitar 50 persen untuk pasar ekspor," kata General Manager NSP Harry Susanto, dikutip Senin (20/2).

Menurut Harry, produksi sebesar itu diperoleh dari lahan sagu perseroan yang berada di Kepulauan Meranti dengan luas sekitar 3.707,84 kilometer persegi dan terletak di pesisir Timur Pulau Sumatera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produksi penjualan hingga September 2016 itu jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya jauh lebih baik karena pada periode itu mencapai 2.768 ton," katanya.

Menyinggung target perseroan tahun ini, Harry menegaskan tak ada rencana ekspansi di lahan tertanam karena manajemen telah mengalokasikan dan menambah 40 persen dari lahan total konsesi sebagai area konservasi.

Oleh karena itu, fokus perseroan pada 2017 adalah meningkatkan produksi Prima Starch di lahan HTI Kepulauan Riau dan meningkatkan kegiatan operasional di Papua lebih intensif.

NSP adalah salah satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) bukan kayu yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan sagu. Tahun lalu, NSP berhasil merebut peringkat Biru atas Penilaian Program Peningkatan Kinerja Perusahaan (Proper) yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Penghargaan ini memiliki arti penting bagi Harry, karena NSP merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang HTI sagu yang mendapatkan penghargaan Proper di Indonesia.

Terlebih lagi, tambah Harry, dari total 30 perusahaan yang mengikuti penilaian Proper Gambut, NSP dinyatakan sebagai salah satu dari tiga perusahaan yang menyampaikan data terlengkap dalam persyaratan administrasi. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER