Rasio Margin Bunga Bersih Mendaki, Padahal Laba Bank Mandek

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 22 Feb 2017 16:55 WIB
Tren peningkatan NIM perbankan bertolak belakang dengan aktivitas kredit industri yang melambat, termasuk laba bersihnya yang tumbuh tipis.
Tren peningkatan NIM perbankan bertolak belakang dengan aktivitas kredit industri yang melambat, termasuk laba bersihnya yang tumbuh tipis. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri perbankan mencatat peningkatan rasio margin bunga bersih atawa net interest margin (NIM) di sepanjang tahun lalu. Yakni, menjadi 5,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,39 persen.

Kenaikan NIM terbesar disumbang oleh Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2 atau bank dengan modal inti kurang dari Rp5 triliun. NIM bank BUKU 2 melesat 34 basis poin (bps) dari 4,74 persen menjadi 5,08 persen. Diikuti oleh bank BUKU 3 yang bertambah 28 bps menjadi 4,77 persen, dan BUKU 1 naik 16 bps menjadi 6,30 persen.

Sementara, NIM bank BUKU 4 tercatat tumbuh paling rendah, yaitu sebesar 14 bps dari 6,36 persen menjadi 6,50 persen. NIM bank BUKU 4 ini merupakan rasio tertinggi kalau dibandingkan dengan kelompok lainnya. Adapun, yang termasuk bank BUKU 4, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebetulnya, tren peningkatan NIM perbankan bertolak belakang dengan aktivitas kredit industri yang melambat, termasuk perolehan laba bersihnya yang tumbuh sangat tipis. Hingga akhir tahun lalu, kredit perbankan tercatat tumbuh cuma 7,88 persen menjadi Rp4.377 triliun dan laba bersihnya naik 1,83 persen menjadi Rp106,54 triliun.

Mewakili industri perbankan, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk menduga, tren kenaikan NIM salah satunya dipicu karena peningkatan dana-dana murah (low cost funding). "NIM OCBC NISP sendiri masih relatif jauh dibawah industri, yaitu 4,6 persen," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/2).

Sebelumnya, Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan Doddy Ariefianto meramalkan, NIM perbankan akan terkerek tahun ini. Diprediksi, rasio NIM terjaga pada level 5,3 persen hingga 5,5 persen.

Menurutnya, meskipun beban bunga mengendur, namun bank tidak banyak memangkas bunga kredit demi menutup pengeluaran biaya akibat kenaikan rasio kredit bermasalah. Walhasil, pendapatan bunga masih akan naik.

Sekadar informasi, kinerja laba perbankan tahun lalu tidak terlalu menggembirakan. Dari empat kategori bank, cuma bank BUKU 3 saja yang berkontribusi positif dengan kenaikan laba 20,45 persen, yaitu dari Rp20,70 triliun pada 2015 lalu menjadi Rp24,93 triliun pada akhir tahun lalu.

Sementara, laba bank BUKU 1 rontok 45,15 persen menjadi hanya Rp861 miliar, bank BUKU 2 mencatat penurunan laba bersih hingga 10,04 persen, dan laba bank BUKU 4 melorot 2,94 persen. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER