BI: Reformasi Fiskal Sulit Dilakukan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 22 Feb 2017 19:26 WIB
Agus mengungkapkan, salah satu bentuk reformasi fiskal adalah peralihan subsidi harga atau barang menjadi subsidi langsung dalam bentuk non-tunai.
Agus mengungkapkan, salah satu bentuk reformasi fiskal adalah peralihan subsidi harga atau barang menjadi subsidi langsung dalam bentuk non-tunai. (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai reformasi fiskal yang saat ini tengah dilakukan pemerintah merupakan hal yang sulit dilakukan. Namun, untuk menyukseskan hal tersebut, BI mendukung segala upaya pemerintah untuk merealisasikannya.

"Kami di BI mendukung supaya reformasi di Indonesia terus berjalan. Ini yang menjadi ukuran di dunia, apakah suatu negara berkomitmen melakukan reformasi atau tidak," imbuh Gubernur BI Agus DW Martowardojo saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (22/2).

Agus mengungkapkan, salah satu bentuk reformasi fiskal yang baik adalah peralihan subsidi harga atau barang menjadi subsidi langsung ke penerima dalam bentuk non-tunai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan cara itu, selain menyalurkan subsidi, pemerintah juga sekaligus meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung Gerakan Nasional Non Tunai. "Kalau tunai, mereka cederung menghabiskan. Kalau masuk ke rekening bank, bisa disimpan disitu," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Agus juga mengapresiasi komitmen pemerintah untuk menjaga tingkat defisit anggaran. Tahun lalu, pemerintah berhasil menekan realisasi defisit menjadi 2,46 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dibanding proyeksi sebelumnya yang mencapai 2,7 persen PDB.

Sebagai informasi, Agus dijadwalkan akan menghadiri kegiatan "Peluncuran Bantuan Pangan Non Tunai" oleh Presiden RI Joko Widodo di Gelanggang Olahraga (GOR) POPKI Cibubur pada esok hari, Kamis (23/2). (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER