Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak dalam rentang terbatas pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (24/2), karena dipengaruhi oleh pelemahan harga sejumlah komoditas.
Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, harga komoditas di London Metal Exchange (LME) kembali terkoreksi tadi malam. Tercatat, harga nikel melemah 1,6 persen pada level US$10.582 per metrik ton. Kemudian, harga timah melemah 1,9 persen di level US$18.900 per metrik ton.
"Koreksi harga komoditas logam ini akan berimbas negatif terhadap pergerakan harga saham tambang logam," terang David dalam risetnya, dikutip Jumat (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, pergerakan bursa Wall Street kembali bervariasi tadi malam. Di mana aksi ambil untung (profit taking) melanda sebagian besar saham yang berbasis teknologi.
Terpantau, indeks Nasdaq terkoreksi 0,43 persen di 5.835,51. Sementara, indeks Dow Jones menguat tipis 0,2 persen di level 20.810,32 dan S&P yang juga hanya naik 0,04 persen ke level 2.363,81.
"Saat ini fokus pasar saham global tertuju pada rencana reformasi kebijakan perpajakan di Amerika Serikat (AS) yang akan memangkas pajak korporasi," sambung David.
Untuk bursa saham dalam negeri sendiri, IHSG berhasil mempertahankan posisinya di teritori positif menjelang akhir pekan kemarin. IHSG ditutup menguat 14,06 poin (0,26 persen) ke level 5.372 setelah bergerak di antara 5.347-5.373.
Penguatan IHSG kemarin, jelas David, ditopang oleh aksi beli selektif atas saham infrastruktur, perdagangan, dan konsumsi. Selain itu, harga saham sektoral terkena imbas positif oleh sejumlah rilis kinerja emiten sepanjanh tahun lalu yang tumbuh diatas prediksi.
"Itu menjadi katalis positif penguatan sejumlah harga saham sektoral, begitu pula sebaliknya," imbuh dia.
Namun demikian, David memprediksi IHSG bergerak terbatas pada hari ini. Selain sentimen dari harga komoditas, IHSG juga akan dipengaruhi oleh rilis laba emiten sekoral lainnya.
"IHSG menguji kembali resisten kuat di 5.400 dengan support 5.350," tandas David.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya melihat IHSG masih akan dipengaruhi oleh banyaknya dana asing yang keluar (capital outflow). Terutama dalam jangka pendek, IHSG diprediksi tertekan karena hal tersebut.
Namun, William menilai IHSG masih akan berada dalam tren penguatan untuk jangka panjang. Sehingga, ia menyarankan agar pelaku pasar melakukan akumulasi pembelian saat IHSG mulai berada di zona merah. Ia memprediksi IHSG berada dalam rentang support 5.276 dan resisten 5.417.
(gir)