Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra International Tbk (ASII) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp20 triliun, yang mayoritas dialokasikan ke bisnis infrastruktur dan alat berat.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menyebut, secara konsolidasi perusahaan akan kembali mengeluarkan belanja modal sebesar Rp15 triliun. Namun, untuk beberapa lini bisnis yang tidak terkonsolidasi, jika dijumlah dapat bertambah menjadi sekitar Rp20 triliun.
"Nah itu kalau dirinci, Rp2,2 triliun untuk agribisnis, Rp5triliun-Rp6 triliun untuk United Tractor, terutama alat-alat berat, lalu pengembangan outlet di Astra itu Rp1,5 triliun-Rp2 triliun. Itu PT Astra Graphia Tbk," papar Prijono, Jumat (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, untuk bisnis infrastruktur seperti jalan tol sebesar Rp4 triliun untuk tahun ini. Di mana Astra Internasional akan menyelesaikan beberapa proyek jalan tolnya di beberapa ruas, seperti Kertosono-Mojokerto dan Kunciran-Serpong.
"Meski memang tidak selesai sekarang, tapi kami bertahap keluarkan belanja modalnya," terang dia.
Menurutnya, belanja modal akan menggunakan dana kas internal perusahaan. Pasalnya, Prijono mengaku kas perusahaan masih cukup kuat untuk menalangi total belanja modal yang dibutuhkan.
Di sisi lain, sebelumnya Direktur Astra International Paulus Bambang menyebut belanja modal yang digelontorkan untuk lini bisnis properti dan infrastruktur sebesar Rp6 triliun, di mana dana tersebut juga berasal dari pinjaman perbankan.
Menurut Paulus, dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan proyek properti Astra International di kawasan Sudirman berupa Menara Astra dan Andanamaya Residence yang pada awal pekan ini sudah melaksanakan topping off.
Untuk kontribusinya lini bisnis properti, perusahaan mengaku masih begitu kecil untuk keuangan Astra International secara keseluruhan. Kontribusi tersebut diakuinya masih dibawah 10 persen.