SSIA Bakal Garap Proyek Rp10 Triliun di Jakarta Selatan

CNN Indonesia
Jumat, 24 Feb 2017 09:15 WIB
Untuk tahap awal, perusahaan berencana membangun sebuah menara perkantoran dengan tinggi sekitar 39 lantai dengan nilai mencapai Rp2,5 triliun.
Untuk tahap awal, perusahaan berencana membangun sebuah menara perkantoran dengan tinggi sekitar 39 lantai dengan nilai mencapai Rp2,5 triliun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berencana membangun gedung perkantoran dan apartemen di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan dengan kisaran total nilai mencapai Rp10 triliun.

Hubungan Investor Surya Semesta, Erlin Budiman mengatakan, perusahaan memiliki lahan seluas 2,3 hektare di sekitar Hotel Gran Melia. Untuk tahap awal, perusahaan berencana membangun sebuah menara perkantoran dengan tinggi sekitar 39 lantai.

"Tahun depan kami mulai bangun satu tower, nilainya sekitar Rp2,5 triliun. Konstruksi 2018, diharapkan selesai 2021," ujarnya di Hotel Gran Melia, Kamis (23/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ia mengaku nantinya pembangunan tak berhenti di situ. Perusahaan mengincar pembangunan tiga menara, dimana dua menara adalah perkantoran dan satu menara merupakan hotel dan apartemen.

"Rencana ada tiga tower, satunya hotel apartemen. Nilai total bisa Rp10 triliun, targetnya 2024 selesai," ungkapnya.

Erlin mengungkapkan, dalam proyek ini Surya Semesta ingin mencari rekan perusahaan lain. Ia mengaku perusahaan lebih tertarik dengan rekan kerja sama dari perusahaan asing.

"Kami masih cari partner. Maunya partner asing, karena untuk promosi. Apalagi rencananya gedung perkantoran ini adalah Grade A," jelas Erlin.

Mengenai pendanaan proyek, Erlin menyatakan perusahaan mencanangkan belanja modal senilai Rp1,5 triliun pada tahun ini, di mana Rp1 triliun dikhususkan untuk properti. Untuk tahun depan, ia mengaku Surya Semesta bakal memperoleh dana dari hasil penjualan saham konsesi tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Kendati demikian, penjualan saham konsesi jalan tol Cipali masih menunggu persetujuan pemegang saham. Jika disetujui, maka perseroan akan menggenggam 15 persen hasil penjualan pada tahun ini.

Rencana penjualan 22,7 persen saham Cipali kepada PT Astratel Nusantara memerlukan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

"Penjualan saham Cipali menunggu persetujuan RUPSLB pada 22 Maret 2017. Saya kira investor pasti setuju dengan rencana ini. Polling investor baru keliatan 27 Februari," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saham tol Cipali yang digenggam Surya Semesta melalui anak usahanya memiliki harga jual kotor senilai Rp2,3 triliun.

"Kalau dihitung bersih setelah dipotong biaya dan pajak, kami dapat sekitar Rp1,9 triliun. Namun bertahap, 15 persen dibayar April tahun ini. Sisanya tahun depan," ungkap Erlin.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER