Jakarta, CNN Indonesia -- Pemulihan harga saham sektor aneka industri berhasil membuat indeks sektor tersebut menguat hingga tiga persen sepanjang pekan ini, jika dibandingkan pekan lalu. Pencapaian ini juga menjadikan sektor aneka industri memimpin penguatan dibanding indeks sektor lainnya.
Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital menerangkan, penguatan indeks sektor aneka industri tak terlepas dari peningkatan saham PT Astra International Tbk (ASII). Sepanjang pekan ini, harga saham Astra International tercatat mengalami penguatan sebesar 2,2 persen, ditutup pada level Rp7.950 per saham pada awal pekan dan berakhir di level Rp8.125 per saham pada perdagangan akhir pekan ini.
Level tersebut sekaligus menjadi level harga Astra International yang tertinggi pada satu bulan terakhir. Sementara, untuk akhir pekan ini sendiri, harga sahamnya ditutup menguat 75 poin atau 0,93 persen di level Rp8.125 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Astra International bangkit (rebound) bisa dibilang karena sektor teknikal. Jadi yang minggu kemarin tertekan minggu ini terjadi pembalikan arah. Ini juga berlaku untuk sektor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO)," ujar Alfred kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (25/2).
Penguatan harga saham Astra International, sambung Alfred, tak lepas dari beberapa berita korporasi yang diberikan sepanjang pekan ini. Pemberitaan pertama Astra International dimulai pada awal pekan lalu, di mana perusahaan berhasil merampungkan proses pembangunan proyek properti pertama untuk lini bisnis properti Astra International di kawasan Sudirman dengan nilai investasi Rp8 triliun.
"Iya, bisa dibilang Astra International memang menyampaikan berita baik terus sepanjang pekan ini," jelas Alfred.
Selain itu, perusahaan juga mengumumkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp15 triliun-Rp20 triliun, di mana mayoritas penggunaan untuk kebutuhan bisnis PT United Tractor Tbk (UNTR) dan bisnis infrastrukturnya.
Tak berhenti sampai di sana, Astra International juga berkomitmen untuk menyuntikkan modal pada anak usahanya PT Bank Permata Tbk (BNLI) tahun ini melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue yang akan diterbitkan Bank Permata sebesar Rp3 triliun tahun ini.
"Jadi, kemarin-kemarin investor yang sempat merasa tidak nyaman, ini menjadi informasi bagus dan sepertinya langkah agresif Astra International. Tidak hanya induk yang digenjot, tapi juga anak usaha," papar dia.
Namun demikian, hal ini bukan berarti Astra International sudah baik secara fundamental. Alfred sendiri menilai, perusahaan yang terkenal dengan bisnis otomotifnya ini akan mengalami penurunan kinerja sepanjang 2016, khususnya dari segi laba bersihnya.
Prediksi itu berasal dari pencapaian penjualan otomotif yang masih rendah dan kondisi perusahaan perbankan yang tergabung dalam grup Astra yaitu, Bank Permata mengalami kerugian sepanjang tahun lalu hingga Rp6,48 triliun. Padahal, tahun 2015 lalu Bank Permata masih bisa mencatatkan laba bersih sebesar Rp247,1 miliar.
"Artinya, otomotif dan perbankan diestimasikan jadi penyumbang terbesar penurunan kinerja Astra International tahun lalu," ujar Alfred.
Meski begitu, Alfred menilai tahun ini menjadi tahun yang baik bagi Astra International karena diprediksi tumbuh dari segi laba bersih dan pendapatan usaha. Hal ini ditopang oleh bisnis perkebunan anak usaha Astra International yakni, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), di mana akan meningkat karena stabilnya harga komoditas minyak kelapa sawit.
"Kalau pada 2016 mungkin belum bisa masuk laporan keuangan dia karena masih pakai harga lama, nanti baru ada perbaikan tahun ini karena harga kontrak akan berubah menjadi harga yang berada pada Desember dan Januari yang lebih tinggi," papar dia.
Sementara itu, penguatan indeks sektor aneka industri juga dikontribusi oleh menguatnya harga saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sepanjang pekan ini. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya bahkan mencapai 20,38 persen.
Harga saham Gajah Tunggal berada di level Rp1.030 per saham pada awal pekan, sedangkan pada akhir pekan ditutup di level Rp1.1240 per saham. Sama halnya dengan Astra International, level terakhir tersebut menjadi harga saham Gajah Tunggal tertinggi sepanjang satu bulan terakhir ini.
(rah)