Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi memprediksi konsumsi rumah tangga masih akan menjadi penopang utama perekonomian domestik. Pertumbuhan konsumsi bahkan bisa lebih kuat lagi jika didorong oleh pemulihan signifikan dari
disrectionary goods.
"Perekonomian Indonesia akan terus ditopang oleh permintaan domestik. Pertumbuhan konsumsi terus stabil di sekitaran lima persen dan akan terus menjadi penopang utama perekonomian Indonesia," ujar Gundy, mengutip Antara, Selasa (28/2).
Selain ditopang oleh konsumsi, sambung Gundy, pertumbuhan ekonomi domestik juga akan didongkrak oleh investasi. Bahkan, investasi menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan sektor manufaktur yang masih mengecewakan menjadi halangan utama untuk potensi investasi tahun ini," katanya.
Menurut Gundy, timnya melihat tanda-tanda yang cukup positif dari data belakangan ini. Pertama, yaitu pemulihan pada pertumbuhan ekspor. Sektor ekspor nasional tahun lalu tercatat tumbuh negatif 1,74 persen, meski pada kuartal IV 2016 sempat ada perbaikan kinerja dengan peningkatan laju sebesar 4,24 persen.
Adapun, ekspor barang dan jasa merupakan komponen terbesar ketiga dalam distribusi PDB, setelah konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto, dengan kontribusi mencapai 19,08 persen.
"Membaiknya pertumbuhan ekspor merupakan satu hal yang positif. Kontribusi dari net export untuk GDP growth diperkirakan akan naik tahun ini," terang dia.
Selain itu, data investasi langsung menunjukkan bahwa adanya investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke sektor manufaktur menyentuh rekor tertinggi pada 2016 lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penguatan konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen pada 2016.
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 4,48 persen. Sektor investasi tersebut sedikit melambat, namun ikut memberikan kontribusi kepada perekonomian nasional.
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 mendatang mencapai 6 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu dan target tahun ini 5,1 persen.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi tersebut, selain bertopang pada konsumsi rumah tangga, kontribusi investasi juga ditargetkan tumbuh mencapai hingga 8 persen agar mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan tersebut.
(bir/gen)