Stok AS Menanjak, Harga Minyak Melorot

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 01 Mar 2017 07:47 WIB
Harga minyak mentah berjangka AS, WTI turun 4 sen atau 0,1 persen ke US$54,01 per barel, dan harga minyak Brent turun 34 sen ke level US$55,59 per barel.
Harga minyak mentah berjangka AS, WTI turun 4 sen atau 0,1 persen ke US$54,01 per barel, dan harga minyak Brent turun 34 sen ke level US$55,59 per barel. (REUTERS/David Mdzinarishvili)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak tergelincir pada perdagangan Selasa (28/2), tetapi terus diperdagangkan dalam kisaran yang ketat, karena kekhawatiran tentang meningkatnya persediaan minyak mentah AS menjelang rilis data dibayangi penurunan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Seperti dilansir dari Reuters, stok minyak mentah AS naik selama tujuh minggu berturut-turut. Perkiraan untuk kenaikan stok mingguan setelah 3,1 juta barel pekan lalu, memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan permintaan mungkin tidak cukup untuk menyerap kelebihan pasokan minyak mentah dunia.

Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 4 sen atau 0,1 persen ke US$54,01 per barel, dan harga minyak mentah Brent turun 34 sen atau 0,6 persen ke level US$55,59 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk bulan ini, harga minyak Brent sedikit berubah, dan WTI mencetak keuntungan bulanan di atas 2 persen.

Harga bahan bakar minyak (BBM) berjangka AS anjlok 1,35 persen pada US$1,5120 per galon, turut membebani kompleksitas minyak bumi.

BBM berada di bawah tekanan pada hari perdagangan terakhir untuk kontrak Maret, bulan terakhir, di mana produk yang sesuai dengan standar lingkungan untuk bahan bakar musim dingin yang ditawarkan. Persediaan melimpah dari bahan bakar dengan zat aditif berbeda dari yang diperlukan di musim panas, telah menekan harga.

OPEC sejauh ini telah mengejutkan pasar dengan menunjukkan catatan kepatuhan pemangkasan produksi minyak, dan bisa meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Adapun Uni Emirat Arab dan Irak berjanji untuk mengejar ketinggalan target pemangkasan produksi dengan cepat.

Sementara kesepakatan pada 30 November 2016 untuk mengurangi produksi telah mengerek harga minyak hingga US$10 per barel. Harga telah bergerak dalam rentang sempit, US$3 dalam beberapa pekan terakhir.

"Tanpa kepatuhan penuh oleh kartel OPEC dan produsen non-OPEC, dan tanda-tanda bahwa permintaan yang meningkat, harga diposisikan untuk koreksi," kata Gene McGillian, Manajer Riset Pasar Tradition Energy.

Namun, kata dia, harga cenderung tetap terkunci dalam rentang saat ini, kecuali terdapat tanda-tanda bahwa kesepakatan penurunan produksi telah gagal, atau bahwa permintaan menurun.

Menurut laporan dari kelompok perdagangan, American Petroleum Institute, stok minyak AS naik 2,5 juta barel dalam pekan sampai 24 Februari. Stok bensin naik tak terduga dan stok distilat turun lebih dari yang diharapkan. Stok minyak mentah sedikit menurun pada laporan tersebut.

OPEC setuju untuk memangkas produksi sekitar 1,2 juta barel per hari (bph) pada 1 Januari, pemangkasan pertama dalam delapan tahun. Mendasari kepatuhan tinggi dengan kesepakatan itu, Irak menahan ekspor minyak mentah Kirkuk untuk membantu memenuhi target pemangkasan produksi. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER