Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak ditutup menguat pada perdagangan Rabu (8/2), karena kenaikan persediaan minyak tak membuat investor panik. Sementara itu, harga bensin berjangka melompat 4 persen seiring penurunan persediaan.
Dikutip dari
Reuters, Energy Information Administration (EIA) AS melaporkan, persediaan minyak meningkat 13,8 juta barel pada pekan lalu, tetapi industri kilang mengurangi produksinya. Secara otomatis, hal ini mengakibatkan penurunan persediaan bensin.
Namun, peningkatan persediaan minyak ini tak membuat pasar kaget. Pasalnya, laporan dari American Petroleum Institute (API) sehari sebelumnya malah menunjukkan peningkatan pasokan minyak yang lebih besar lagi. Sebagai informasi, API melaporkan bahwa persediaan minyak meningkat 14,2 juta barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, harga minyak Brent berjangka ditutup menguat US$0,7 ke angka US$55,12 per barel. Setali tiga uang, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga naik US$0,17 ke posisi US$52,34 per barel.
Selain itu, harga bensin berjangka ditutup menguat 4,4 persen ke angka US$1,55 per galon setelah terbitnya data EIA. Namun, analis mengatakan bahwa pasar masih kelebihan persediaan bensin.
Tak hanya itu, analis memperkirakan harga minyak akan terus bergejolak. Alasannya, peningkatan produksi minyak AS diperkirakan terus menggerus dampak pemangkasan produksi yang dijalankan organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
(gir)