Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (2/3), didorong oleh kenaikan bursa saham global dan harga sejumlah komoditas.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menjelaskan, mayoritas harga komoditas bergerak positif pada perdagangan kemarin. Bebeberapa komoditas tersebut di antaranya, nikel yang naik 0,46 persen, timah naik 1,56 persen, dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang tumbuh 2,2 persen.
Selain harga komoditas, penguatan bursa saham Wall Street tadi malam juga bakal menopang laju IHSG hari ini. Tercatat, indeks Dow Jones menguat 1,46 persen, S&P500 naik 1,37 persen, dan Nasdaq menanjak 1,35 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edwin menjelaskan, penguatan bursa saham Wall Street tak terlepas dari pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di depan kongres AS terkait dengan reformasi pajak dan biaya belanja infrastruktur.
"Pidato Trump yang akan mendorong ekonomi AS dengan memotong pajak secara masif dan menyediakan dana pembangunan infrastruktur US$1 triliun menjadi katalis utama penguatan," papar Edwin dalam risetnya, dikutip Kamis (2/3).
Sementara, perdagangan saham dalam negeri kemarin ditutup melemah 23,63 poin (0,43 persen) ke level 5.363 setelah bergerak di antara 5.350-5.392. Edwin mencatat, hingga hari ketiga pada pekan ke sembilan jumlah net sell asing telah mencapai Rp2,12 triliun.
Ia memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.316 dan resisten 5.402. Sementara, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak dalam rentang Rp13.255 hingga Rp13.445.
Sependapat dengan Edwin, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG menguat dengan berada di level support 5.336 dan resisten 5.408.
William optimistis Indonesia masih menjadi incaran dalam melakukan investasi, khususnya di pasar modal. Sehingga, kestabilan ekonomi perlu dijaga agar asing tidak menarik dananya keluar dari Indonesia.
"Hal lain yang perlu diperhatikan diantaranya adalah iklim investasi dengan pencatatan kinerja pertumbuhan investasi dari perusahaan perusahaan tercatat yang baik, demikian juga dengan terjaga nya likuiditas dari perusahaan tercatat tersebut," papar William dalam risetnya.
(gir)