Waspada, China Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi 2017

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 06 Mar 2017 11:32 WIB
Dengan mematok target 6,5 persen, pemerintah China menurunkan proyeksinya dibanding realisasi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 6,7 persen.
Dengan mematok target 6,5 persen, pemerintah China menurunkan proyeksinya dibanding realisasi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 6,7 persen. (REUTERS/Nicolas Asfouri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi 2017 menjadi 6,5 persen. Angka itu lebih rendah dari realisasi laju ekonomi tahun lalu sebesar 6,7 persen dan terendah dalam 25 tahun terakhir.

Dikutip dari CNN Money, Senin (6/3), tahun lalu, pemerintah China menyuntikkan sejumlah stimulus untuk mempertahankan laju ekonominya.

Meskipun utang korporasi membengkak, investasi publik di sektor infrastruktur dan kredit perbankan tahun lalu tetap meroket.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, dalam pertemuan tahunan legislatif China, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan salah satu prioritas utama pemerintah ke depan adalah memangkas beban utang korporasi.

Selain itu, pemerintah juga menekankan kembali adanya transisi ekonomi dari tradisional atau bergantung pada industri manufaktur berkualitas rendah dan investasi pemerintah pada infrastruktur.

Pemerintah negara tirai bambu mengatakan akan memangkas puluhan juga ton kelebihan kapasitas pada industri yang tidak efisien seperti batubara dan baja yang telah merumahkan ratusan ribu pekerjannya.

Buka Lapangan Kerja

Selain itu, pemerintah juga menargetkan bisa menciptakan 11 juta lapangan kerja baru di kawasan perkotaan tahun ini. Target itu lebih rendah dari 13,1 juta lapangan kerja baru yang dibuka tahun lalu.

Sementara, beberapa ekonom, mempertanyakan relevansi target pertumbuhan China dengan kinerja perekonomiannya.

"Diperhalus oleh tenaga statistik pemerintah dan kelemahan pada penghitungan data Pendapatan Domestik Bruto (PDB) berarti gambaran resmi pertumbuhan ekonomi tidak lagi jadi akuran yang andal untuk mengukur kinerja ekonomi China," dikutip dari hasil riset Capital Economics.

Tahun lalu, pemerintah China mengumumkan angka pertumbuhan kuartalan sebesar 6,7 persen pada kuartal I, II, dan III. Hal ini biasanya tidak lazim terjadi pada perekonomian yang sedang ekspansi secara cepat.

Kredibilitas data resmi juga kembali dipertanyakan pada Januari lalu saat gubernur salah satu provinsi yang mengandalkan industri mengakui bahwa pemerintah telah salah melaporkan lonjakan pertumbuhan ekonomi selama bertahun-tahun. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER