Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang berakhirnya program pengampunan pajak (tax amnesty), pesona kebijakan yang ditujukan untuk menarik kembali aset-aset dari luar negeri ini semakin memudar. Bahkan, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, aliran dana repatriasi tak bisa lagi diandalkan untuk menggenjot likuiditas perbankan.
Kondisi ini berbeda dengan pelaksanaan tax amnesty hingga akhir tahun lalu dimana dana repatriasi yang masuk ke dalam negeri berhasil membuat likuiditas perbankan cukup longgar. Hal ini ditandai dengan turunnya rasio likuiditas terhadap pembiayaan (LDR) yang mencapai 90,7 persen dari 92,11 persen pada 2015 lalu.
Ia menilai, ke depannya, kondisi likuditas perbankan akan lebih banyak dipengaruhi oleh aliran arus modal masuk (capital inflow) dari luar negeri akibat sentimen lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ditotal-total, di perbankan itu tidak sampai Rp112 triliun. Ke depannya, kami mengharapkan kepada capital inflow yang kemudian akan terefleksikan dalam bentuk likuiditas perbankan yang lebih gede," ujarnya, Senin (6/3).
Menurut Anton, saat ini, dana hasil repatriasi tax amnesty lebih bergantung bagaimana percepatan penciptaan produk-produk investasi non perbankan. Sebab, hingga saat ini, sebagian besar dana repatriasi masih mengendap di perbankan.
"Sekarang, di perbankan dalam bentuk cash equivalent, apakah bonds, tabungan, atau deposito. Sampai titik tertentu kalau ada instrumen yang lain cukup menarik, misalnya bond infrastruktur, kalau menarik bisa saja menyedot. Kalau itu (bond infrastructure) dilakukan pemerintah ya masuknya ke pemerintah, tapi kalau proyek swasta ya lari lagi ke bank," terang dia.
Kendati begitu, Anton memproyeksi, tekanan likuiditas perbankan tahun ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Toh, pemerintah juga menggenjot pengeluarannya untuk pembangunan.
"Secara umum, kami masih lihat tekanan likuiditas enggak besar banget. Bahkan, di semester kedua agak lebih longgar. Apalagi, spending (belanja) pemerintah, tapi tax amnesty tidak besar lagi peranannya," pungkasnya.
(bir)