Untung Akuisisi, Laba Adaro Meroket 119,5 Persen di 2016

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 07:45 WIB
Perusahaan batu bara ini mengantongi laba bersih senilai US$334,62 juta di 2016. Terkerek keuntungan akuisisi Adaro MetCoal (AMC) mencapai US$196,83 juta.
Perusahaan batu bara ini mengantongi laba bersih senilai US$334,62 juta di 2016. Terkerek keuntungan akuisisi Adaro MetCoal (AMC) mencapai US$196,83 juta. (www.adaro.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun lalu. Perusahaan batu bara ini mengantongi laba bersih senilai US$334,62 juta di 2016, meroket 119,5 persen dari US$152 juta pada tahun sebelumnya.

Sebenarnya, perusahaan membukukan pelemahan pendapatan usaha menjadi sebesar US$2,52miliar, atau turun 6 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pasalnya, harga jual rata-rata yang 8 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, volume penjualan mengalami sedikit kenaikan menjadi 54,1 juta ton pada tahun 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produksi batubara sepanjang 2016, termasuk 0,2 juta ton dari Adaro MetCoal (AMC) mencapai 52,6 juta ton. Jumlah ini masih dalam kisaran panduan produksi perusahaan yang ditetapkan pada 52-54 juta ton untuk tahun 2016.

Sementara, beban pokok pendapatan mampu turun 14 persen menjadi US$1,839 miliar akibat penurunan nisbah kupas, upaya-upaya efisiensi yang berkesinambungan, dan harga bahan bakar yang lebih rendah daripada perkiraan.

Nisbah kupas untuk tahun ini mencapai 4,45x, atau sedikit lebih rendah daripada panduan perusahaan yang ditetapkan pada 4,71x, yang dikarenakan oleh curah hujan di wilayah operasi yang lebih tinggi daripada rata-rata.

Yang menarik, laba bersih perusahaan sebenarnya lebih terkerek oleh keuntungan akuisisi Indo MetCoal atau yang kemudian disebut Adaro MetCoal (AMC) mencapai US$196,83 juta.

Hal itu membuat Adaro Energy mampu mencetak pendapatan lain-lain bersih sebesar US$53,51 juta pada 2016, berbalik dari beban lain-lain bersih senilai minus US$78,4 juta di 2015.

Untuk memitigasi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga minyak di tahun yang akan datang, Adaro telah melakukan lindung nilai terhadap sekitar 10 persen kebutuhan bahan bakarnya di tahun 2017 pada harga yang lebih rendah daripada anggaran.

Di sisi lain, karena penurunan pendapatan usaha, royalti kepada Pemerintah Republik Indonesia yang meliputi 14 persen dari total beban pokok pendapatan turun 6 persen menjadi US$259 juta.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, kesuksesan untuk mendapatkan penyelesaian keuangan atau financing close oleh kedua proyek pembangkit listrik serta akuisisi menggarisbawahi pencapaian perusahaan pada tahun 2016.

Kedua pembangkit antara lain PT Bhimasena Power Indonesia yang berkapasitas 2x1000 megawatt dan pembangkit PT Tanjung Power Indonesia yang berkapasitas 2x100 megawatt. Sementara akuisisi terkait deposit batubara kokas di Kalimantan Tengah dan Timur.

"Selain itu, penerbitan saham baru PT Adaro Indonesia kepada EGAT International Company Limited menciptakan kemitraan strategis yang akan menciptakan nilai jangka panjang," ujarnya, Selasa (7/3).

Semua perkembangan ini semakin memperkuat landasan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dari sektor batubara dan energi Indonesia serta memberikan posisi saing dalam jangka waktu yang lebih panjang.

"Kami percaya bahwa Adaro berada pada waktu dan tempat yang tepat untuk memanfaatkan momentum ini,” jelas Garibaldi. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER