Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah Indonesia tengah berupaya menyedot aliran investasi dari China. Pasalnya, negara tersebut sedang giat-giatnya menabur investasi di beberapa negara dengan pangsa pasar besar di Asia.
Airlangga mengatakan, upaya mengejar investasi Negeri Tirai Bambu dilakukan pemerintah lantaran neraca perdagangan Indonesia-China masih meninggalkan hasil defisit sebesar US$15,6 miliar.
"Perdagangan dengan China itu defisit US$15,6 miliar, itu akan kami kompensasikan dengan investasi. Investor dari China adalah sasarannya," ujar Airlangga saat menghadiri acara Kalimantan Utara (Kaltara) Investment Forum di Hotel JS Luwansa, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Total investasi China ke Indonesia sepanjang tahun lalu menempati posisi kedua terbesar dengan nilai US$1,07 miliar. (REUTERS/Damir Sagolj) |
Meski tak menyebutkan secara jelas, namun Airlangga menginginkan capaian investasi dari China ke Indonesia bisa meningkat lebih tinggi bila dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total investasi China ke Indonesia sepanjang tahun lalu menempati posisi kedua terbesar dengan nilai US$1,07 miliar. Uang tersebut mengalir ke dalam negeri melalui 520 proyek.
Demi mendapatkan yuan dari China, Airlangga mengaku telah menyiapkan beberapa proyek dan kawasan industri serta proyek pembangunan daerah.
"Forum ini menjadi tempat yang cocok karena investasi butuh tempat dan posisi Kaltara sangat strategis (untuk ditawarkan ke China)," jelas Airlangga.
Di Kaltara sendiri, Airlangga ingin mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai modal utama penarik investor. Adapun untuk pembangunan PLTA, Airlangga membidik dapat membangun pembangkit dengan kapasitas listrik mencapai 6.600 Megawatt (MW) dengan harga listrik sekitar 4 sen dolar Amerika per kiloWatt-hour (kWh).
Setelah listrik terbangun, Airlangga akan kembali menjejal investor China dengan kawasan industri Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan yang memiliki luas mencapai 10 ribu hektare dan akan dijadikan kawasan industri berbasis aluminium.
Keunggulannya, selain dekat dan kaya akan bauksit yang merupakan bahan baku aluminium, pemerintah akan memperlancar perizinan pembangunan industri dan investasi, pemberian
tax allowance, dan
tax holiday kepada industri utama yang ingin membangun industri di Tanah Kuning.
Sektor MineralSementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan dan Perwilayahan Industri Kemenperin Imam Haryono mengatakan, selain Kaltara, pemerintah juga menawarkan beberapa titik sumber mineral di Indonesia, seperti di Sulawesi, Maluku, dan Papua kepada investor China.
Titik-titik ini ditawarkan lantaran kaya akan mineral dan pengolahan mineral menjadi salah satu industri yang memiliki daya tarik bagi China.
"Sejak adanya larangan ekspor mineral dari pemerintah Indonesia, China kesulitan impor mineral dari Indonesia. Mau tidak mau mereka mendekati sumber dengan membangun pabrik di sini," kata Imam kepada CNNIndonesia.com.
Hanya saja, Imam belum merinci, perusahaan China mana saja yang telah menyatakan ketertarikan untuk melancarkan ekspansi ke Indonesia dan menanamkan investasinya. Ia hanya bilang telah ada beberapa perusahaan yang menyatakan ketertarikan.
(gen)