BCA Genjot Pertumbuhan Kredit Infrastruktur

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2017 08:44 WIB
PT Bank Central Asia Tbk akan berpartisipasi dalam kerja sama kredit dengan nilai sekitar Rp12 triliun untuk proyek kelistrikan PT PLN (Persero) pada 2017.
PT Bank Central Asia Tbk akan berpartisipasi dalam kerja sama kredit dengan nilai sekitar Rp12 triliun untuk proyek kelistrikan PT PLN (Persero) pada 2017. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk membidik pertumbuhan penyaluran kredit korporasi tahun ini melalui program sindikasi. Bank milik Grup Djarum itu mengalami pertumbuhan kredit korporasi sebesar 9,6 persen menjadi Rp154,9 triliun pada akhir tahun 2016.

Seperti diketahui, pencairan kredit korporasi yang cukup tinggi terjadi pada kuartal terakhir tahun 2016. Hal itu disebabkan oleh siklus peningkatan permintaan kredit pada akhir tahun khususnya untuk segmen infrastruktur.

Direktur Corporate Banking BCA Rudy Susanto mengatakan, perseroan akan berpartisipasi dalam kerja sama kredit atau sindikasi dengan nilai sekitar Rp12 triliun untuk pembangunan proyek kelistrikan yang dikerjakan PT PLN (Persero) pada 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan dalam kredit sindikasi (konsorsium) tersebut, BCA akan berkontribusi sebesar Rp3 triliun, untuk melengkapi kredit dan pembiayaan dari enam kreditur lainnya.

"Total ada tujuh peserta (sindikasi), di dalamnya ada empat bank, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur lainnya," ujar Rudy, Senin (14/3).

Rudy mengatakan kesepakatan kerja sama itu akan diteken dalam waktu dekat. Pada akhir Desember 2016, kata Rudy, BCA juga sudah menekan kerja sama pembiayaan dengan PLN.

Dia mengatakan BCA memang tahun ini ingin menggenjot kredit infrastruktur, namun tetap dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Kredit infrastruktur diharapkan BCA dapat mendongkrak portofolio kredit segmen korporasi.

Pertumbuhan kredit itu menopang pendapatan bunga bersih BCA yang selanjutnya mengerek naik laba BCA yang menjadi Rp20,6 triliun.

"Permintaan kredit infrastruktur sudah ada. Kita ingin lihat dulu permintaan itu seperti apa uji kelayakan proyeknya, karena kredit infrastruktur ini jangka panjang kan," ujar dia.

Terkait kecukupan pendanaan, meskipun akan menggenjot kredit infrastruktur, BCA belum berencana menambah sumber alternatif pendanaan seperti penerbitan obligasi. Pasalnya, likuiditas BCA cukup melimpah, yang terlihat dari rasio pinjaman terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR) yang hanya sebesra 77,1 persen.

"Kami cukup dari Dana Pihak Ketiga (DPK)," ujar dia.

Di samping kredit korporasi, kredit konsumer juga mengalami pertumbuhan 9 persen menjadi Rp109,6 triliun yang didorong oleh produk-produk kredit konsumer yang kompetitif, seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan bermotor (KKB). KPR tercatat tumbuh 7,6 persen menjadi Rp64 triliun, sementara KKB naik 10,1 persen menjadi Rp34,8 triliun.

Outstanding kartu kredit meningkat 13,7 persen menjadi Rp10,8 triliun. Dan untuk kredit komersial dan UKM 3,8 persen menjadi Rp151,9 triliun,” paparnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER