Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak stagnan pada perdagangan hari ini, Selasa (14/3), karena pelaku pasar cenderung berhati-hati dalam melakukan transaksi menanti keputusan The Fed dalam mengerek suku bunga Amerika Serikat (AS).
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, probabilitas The Fed untuk menaikan suku bunga sangat tinggi didukung oleh perekonomian AS yang terbilang cukup baik. Namun, menurutnya, kenaikan suku bunga AS tidak akan membuat perekonomian dalam negeri anjlok, khususnya pasar modal.
"Kenaikan sudah diantisipasi, biasanya kan menjelang kenaikan nilai tukar melemah, lalu arus dana asing keluar banyak, tapi ini tidak terjadi. Jadi goncangan di pasar saham kalau memang dinaikan tidak ada," ungkap Hans Kwee kepada CNNIndonesia.com, dikutip Selasa (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, beberapa laporan keuangan emiten yang sudah dirilis nyatanya belum mampu untuk mendorong IHSG bergerak lebih kencang. Memang, IHSG kemarin berhasil ditutup menguat 18,69 poin (0,34 persen) ke level 5.409 setelah bergerak diantara 5.386-5.409. Namun, hal ini tidak ditopang oleh banyaknya volume yang diperdagangkan.
"Kalau polanya naik tapi nggak didukung sama volume, harga cenderung ke bawah. Volume perdagangan relatif kecil jadi orang tentu perlu pendorong baru untuk mengangkat ke atas," paparnya.
Hari ini, Hans Kwee memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.369-5.380 dan resisten 5.420-5.431.
Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi, IHSG melanjutkan penguatannya seiring dengan masih menguatnya fundamental perekonomian Indonesia.
William menjelaskan, indeks kepercayaan konsumen tercatat meningkat, meski dari sisi penjualan ritel mengalami penurunan. Ia memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.352 dan resisten 5.476.