Kejar Capex Rp682 Miliar, WIKA Beton Siap Lego Treasury Stock

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2017 09:16 WIB
Saat ini, perusahaan masih memiliki saham simpanan sebesar 377,17 juta saham, yang akan dilepas jika harga mencapai Rp1.000 per saham.
Saat ini, perusahaan masih memiliki saham simpanan sebesar 377,17 juta lembar, yang akan dilepas jika harga mencapai Rp1.000 per lembar. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk (WTON) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp682 miliar untuk menambah kepemilikan lahan dan menambah peralatan produksi baru di tahun ini.

Direktur Keuangan Mohammad Syafi'i menerangkan, setidaknya perusahaan telah menyiapkan tiga opsi untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. Pertama, perusahaan bakal menggunakan dana sisa penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sekitar Rp50 miliar. Nantinya, selain dari sisa dana IPO, perusahaan juga akan menggunakan pinjaman perbankan.

"Kan fasilitas perbankan saja kami sudah banyak, kredit saja fasilitasnya total Rp1,2 triliun. Itu kalau dari perbankan saja, kalau nambah Rp500 miliar masih bisa," ungkap Syafi'i, Senin (13/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Wijaya Karya Beton juga berencana untuk melakukan aksi korporasi dengan penerbitan surat utang (obligasi) jika memang pinjaman perbankan dan kas internal tidak mencukupi. Namun, perusahaan masih belum memiliki jadwal pasti terkait hal itu.

"Kalau obligasi itu kami belum tahu berapa yang cukup menarik. Tapi ya kalau bisa dipenuhi oleh modal kerja yang klasik dengan perbankan, ya nanti-nanti dulu," terang dia.

Adapun, opsi terakhir yakni, pelepasan saham simpanan atau treasury stock. Saat ini, perusahaan masih memiliki saham simpanan sebesar 377,17 juta saham. Namun, Syafi'i menegaskan, manajemen akan mengeluarkan saham simpanan tersebut jika harga saham perusahaan telah mencapai Rp1.000 per saham.

"Kalau sekarang kan masih di Rp810 per saham ya (penutupan Senin 13 Maret). Ya mudah-mudahan dikit lagi sampai. Tapi kami akan coba optimalkan yang sudah ada ya," tuturnya.

Rencananya, belanja modal tersebut digunakan untuk menambah peralatan baru dan menambah lahan baru sebesar 20 hektare (ha) di Palu. Selain itu, perusahaan juga memiliki beberapa proyek pembangkit listrik diantaranya, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang, PLTU Tanjung Jati, PLTU Cilacap, PLTU Muara Karang.

"Kemudian, dana itu juga akan dipakai untuk melanjutkan investasi di Subang yang baru 30 persen itu," tutup Syafi'i.

Kontrak Baru Kuartal I

Adapun, perusahaan telah mendapatkan kontrak baru Rp1,5 triliun hingga kuartal I 2017 atau akhir Maret ini.

Direktur Pemasaran Kuntjara menyebut, pada Maret ini perusahaan mendapatkan tambahan kontrak baru sebesar Rp400 miliar. Beberapa proyek tersebut terdiri dari, light rail transit (LRT) Kelapa Gading-Velodrome dan tol Lampung sepanjang 30 kilometer (km).

"Yang tol Rp200 miliar untuk pekerjaan delapan kilometer, itu kami suplai ke induk," ucap Kuntjara.

Sementara itu, kontrak baru lainnya yang didapat perusahaan pada Januari hingga Februari terdiri dari, proyek tol sebesar 25 persen, pembangkit listrik 20 persen, dan konvensional dan swasta 55 persen. Total kontrak baru yang didapat per Februari sendiri sebesar Rp1,1 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER