Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk (Persero) mengangkat Destry Damayanti, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai komisaris independen bank beraset hingga Rp1.000 triliun tersebut.
Selain Destry, pemegang saham Bank Mandiri juga mengangkat seorang dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisip) UI Makmur Keliat menjadi pejabat komisaris independen. Destry dan Makmur menggantikan posisi Aviliani dan Abdul Aziz yang diberhentikan dengan hormat sesuai keputusan pemegang saham.
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris Bank Mandiri menjadi Wimboh Santoso (Komisaris Utama), Imam Apriyanto Putro (Wakil Komisaris Utama), Goe Siauw Hong (Komisaris Independen), Bangun Sarwito Kusmulyono (Komisaris Independen), Destry Damayanti Komisaris Independen), Makmur Keliat (Komisaris Independen), Askolani (Komisaris), dan Ardan Adiperdana (Komisaris).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perubahan susunan dewan komisaris ini diyakini dapat mendukung upaya penguatan jajaran pengurus perseroan guna meningkatkan kinerja pada tahun ini," ujar Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A Arianto dalam konferensi pers, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (14/3).
Sebetulnya, Destry bukan nama baru di pelat merah tersebut. Wanita lulusan Fakuktas Ekonomi Universitas Indonesia itu pernah bertugas sebagai kepala ekonom Bank Mandiri sejak Mei 2011. Bidang pekerjaannya meliputi makro ekonomi, pasar keuangan, analisis industri, dan analisis daerah.
Pada bulan April 2014, Destry diberi amanah baru sebagai Direktur Eksekutif Institute Mandiri, sebuah lembaga penelitian independen yang didedikasikan untuk pemegang saham Mandiri.
Sulaiman meyakini kehadiran Destry dan Makmur dalam jajaran Komisaris Bank Mandiri dapat mendukung bank BUMN nomor wahid itu dalam mendorong ekspansi bisnis secara sehat dan berkesinambungan.
"Apalagi rasio kredit bermasalah perseroan juga telah menyentuh dasar sehingga kinerja pada tahun ini akan lebih baik karena beban pencadangan yang sudah jauh menurun," tutur Sulaiman.
Ia melanjutkan, perseroan juga berkomitmen untuk tetap dapat memberikan kontribusi optimal kepada masyarakat Indonesia melalui keterlibatan dalam program-program strategis nasional yang dimandatkan pemerintah, termasuk dalam program percepatan pengadaan infrastruktur dan program-program sosial.
RUPST juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan periode 2016 serta pembayaran dividen sebesar 45 persen dari laba bersih 2016 atau sebesar Rp6,212 triliun (Rp266,27 per lembar saham).
"Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis ke depan, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," terang dia.