Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan laba bersih Rp1,79 triliun sepanjang 2016. Realisasi tersebut tergerus 15,96 persen dibanding laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,13 triliun.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan Selasa (21/3), pendapatan usaha yang diraup Bumi Serpong Damai sebenarnya tumbuh 5,16 persen dari sebelumnya Rp6,2 triliun menjadi Rp6,52 triliun.
Namun, beban pokok penjualan ikut naik menjadi Rp1,84 triliun, atau naik 17,19 persen dari sebelumnya Rp1,57 triliun. Tak hanya itu, jumlah beban usaha juga naik 5,5 persen menjadi Rp2,2 triliun dari tahun 2015 Rp2 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beban lainnya yang harus ditanggung perusahaan yakni, rugi kurs yang mencapai Rp116,42 miliar. Angka ini berbanding terbalik dari sebelumnya yang untung kurs sebesar Rp138,53 miliar.
Selain itu, perusahaan juga perlu melunasi obligasi sebesar Rp143,31 miliar. Sementara, beban lain-lain bersih juga meningkat signifikan mencapai 179,86 persen dari Rp232,94 miliar menjadi Rp651,91 miliar.
Sesuai PrediksiMeski terjadi kenaikan beban sehingga menggerus laba bersih perusahaan, tetapi Analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang menyatakan, pencapaian kinerja Bumi Serpong Damai masih sesuai dengan prediksi Mandiri Sekuritas.
"Kenaikan pendapatan yang lebih besar terutama didorong oleh penjualan produk yang lebih tinggi.
Gross margin turun tipis menjadi 75 persen pada kuartal III 2016 menjadi 68 persen pada kuartal IV 2016, yang mungkin karena pembauran pendapatan," papar Liliana.
Selain itu, Liliana menyebut, keuntungan dasar perusahaan tercatat Rp2,05 triliun atau setara dengan kenaikan 3,3 persen. Sementara, keuntungan operasional turun 2,2 persen menjadi Rp2,83 miliar.
Di sisi lain, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Franky Rivan menyebut, pencapaian ini dibawah ekpektasinya yang diprediksi Rp2,23 triliun. Menurutnya, penurunan laba bersih lebih disebabkan karena biaya non operasional perusahaan karena harus membayar obligasi lebih awal.
"Kami menduga biaya yang lebih rendah di kuartal IV 2016 menjadi alasan utama pelunasan awal obligasi ini," terang Franky.