Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai lembaga rating internasional Standard & Poor's (S&P) sudah tidak memiliki alasan untuk tak menaikkan rating kredit Indonesia menjadi 'layak investasi'.
"Kami sudah tunjukkan, bahwa tidak ada alasan lagi untuk tidak menaikkan rating Indonesia. Kalau keputusannya, itu urusan mereka [S&P]," tutur Darmin saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis (23/3).
Sebelumnya, berbeda dengan lembaga Fitch Rating dan Moody's, saat ini S&P masih belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Tahun lalu, S&P masih menyematkan rating BB+ untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin mengungkapkan tahun lalu, S&P banyak menyorot masalah fiskal dan reformasi struktural Indonesia.
Sementara, tahun ini, Darmin meyakini S&P tidak akan datang dengan semangat mengkritisi tetapi ingin melihat seberapa jauh hal-hal yang sudah dikerjakan pemerintah.
"Memang kita [tahun] kemarin tidak bisa menjelaskan semuanya. Waktunya kan pendek dan lebih banyak ke persoalan keuangan dan pajak," ujarnya.
Dalam wawancara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kenaikan rating S&P Indonesia tak hanya dinanti pemerintah, tapi juga investor. Informasi itu diperolehnya saat bertemu dengan para pemegang surat utang negara Indonesia di London awal pekan ini.
 (REUTERS/Brendan McDermid) |
"Banyak dari mereka [pemegang bond] berharap peringkat Indonesia di-
upgrade menjadi
investment grade," tutur Sri Mulyani kemarin.
Sebagai informasi, rencananya minggu ini perwakilan S&P akan bertemu dengan sejumlah menteri kabinet Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya, hasil penilaian baru S&P baru akan keluar dalam satu hingga dua bulan ke depan.