Pemerintah Ramal Harga Cabai Melandai Hingga April

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 02 Mar 2017 13:24 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, setelah naik tinggi, harga komoditas cenderung melandai di bulan-bulan berikutnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, setelah naik tinggi, harga komoditas cenderung melandai di bulan-bulan berikutnya. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini, rendahnya laju inflasi Februari 2017 sebesar 0,23 persen akan terjaga sampai Maret-April mendatang bersamaan dengan penurunan sejumlah harga komoditas pangan.

Bahkan, Darmin memproyeksi  harga cabai rawit dan bawang merah yang masih tinggi di bulan Februari lalu akan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah pasokan dari panen raya petani.

"Komoditas pangan kalau (harganya) sudah tinggi, kecenderungannya bisa berlawanan pada bulan-bulan berikutnya," ucap Darmin di Kementerian Keuangan, Rabu (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain faktor peningkatan pasokan dan kecenderungan penurunan usai pelonjakan harga di bulan-bulan sebelumnya, Darmin melihat, komoditas cabai rawit dan bawang merah tak akan mengerek laju inflasi karena tak memberi kontribusi yang besar pada inflasi, seperti halnya beras yang menjadi sumber makanan pokok masyarakat Indonesia.

Hal ini, lanjut Darmin, membuat dirinya tak begitu khawatir dengan sumbangan inflasi dari komoditas cabai rawit dan bawang merah sekalipun harganya tak turun signifikan di Maret dan April mendatang.

"Kami tidak anggap remeh, tapi rasanya pada Maret-April, untuk pangan itu tidak mengkhawatirkan," imbuhnya.

Darmin memastikan, pemerintah akan terus memantau rantai pasokan komoditas pangan di beberapa sentra produksi dan rantai distribusi pangan untuk memastikan harga sejumlah komoditas pangan tetap berada pada tingkat yang aman.

Kemudian, dari sisi tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price), Darmin mengatakan, komponen tersebut memang memiliki peluang yang besar untuk mengerek inflasi, bersamaan dengan kebijakan pemerintah untuk menaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk pelanggan listrik berkapasitas 900 voltampere (VA) secara bertahap.

Hanya saja, bagi Darmin, hal tersebut telah diatura sedemikian rupa dengan skema kenaikan bertahap sehingga diperkirakan tak mengerek kontribusi yang signifikan dari administered price terhadap laju inflasi di Maret mendatang.

"Jadi, waktunya sudah kita sesuaikan sehingga tidak begitu banyak dampaknya. Makanya, kita atur satu per satu," pungkasnya.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi Februari 2017 sebesar 0,23 persen. Laju inflasi ini cenderung menurun bila dibandingkan dengan inflasi di bulan Januari yang mencapai 0,97 persen.

Adapun dari sisi komponen, administered price masih menjadi penyumbang terbesar bagi inflasi Februari, yakni sebesar 0,58 persen, dengan andil kenaikan TDL sebesar 0,11 persen.

Sementara, komponen gejolak harga pangan (volatile foods) menyumbang inflasi sebesar 0,36 persen dan inflasi komponen inti sebesar 0,37 persen. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER