Pertamina Beberkan Tantangan Program BBM Satu Harga

CNN Indonesia
Rabu, 29 Mar 2017 06:44 WIB
Karakter geografis yang menantang di beberapa wilayah terpencil Indonesia membuat PT Pertamina (Persero) harus menyesuaikan model distribusi BBM.
Karakter geografis yang menantang di beberapa wilayah terpencil Indonesia membuat PT Pertamina (Persero) harus menyesuaikan model distribusi BBM. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menjelaskan ciri-ciri dan karakteristik lembaga yang menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) dengan satu harga kawasan terpencil dan terluar Indonesia, serta tantangan yang terjadi dalam menggelar program tersebut.

Area Manager Communication and Relations Kalimantan PT Pertamina (Persero) Alicia Irzanova menjelaskan, setidaknya terdapat empat jenis lembaga penyalur BBM yang dapat digunakan untuk menyukseskan Program BBM Satu Harga di daerah 3T (terpencil, terluar, dan terdepan).

"Empat jenis bentuk lembaga tersebut adalah berupa Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) modular, APMS tangki khusus, dan SPBU mini," ujarnya seperti dilansir dari Antara, Rabu (29/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembagian tersebut dikarenakan terdapat beberapa karakteristik penyaluran di daerah-daerah terpencil, terluar, dan terdepan wilayah Indonesia, termasuk di Kalimantan.

Letak geografis lembaga penyalur mempengaruhi moda transportasi dan jenis lembaga peyalur yang akan dioperasikan.

Lebih lanjut, APMS dioperasikan untuk melayani kebutuhan sekitar 40-80 kiloliter (kl) per hari, dengan bangunan standard sederhana dan menggunakan drum sebagai sarana penimbunan.

SPBU modular dioperasikan untuk melayani kebutuhan sekitar 40-200 kl per hari. Tidak seperti SPBU di kota yang memiliki sarana timbun dan penjualan tersendiri, SPBU ini terdiri dari satu modul yang digunakan untuk sarana penimbunan dan penjualan.

APMS tangki khusus dengan perkiraan penjualan sebesar 40-200 kl. Penyaluran menggunakan mesin pompa atau sarana lainnya dan sarana penimbunan menyesuaikan dengan volume pengiriman kapal.

Sementara, SPBU mini tampak seperti bangunan SPBU yang biasa dijumpai di kota, hanya saja bentuknya lebih sederhana dan jumlah dispenser atau pompa maksimal dua unit dengan perkiraan penjualan di SPBU mini sekitar 100-300 kl per hari.

"Keempat jenis lembaga penyalur tersebut digunakan sesuai dengan kondisi atau karakteristik lokasi penyaluran BBM," ujar Alicia pula.

Jika daerah terpencil dapat dijangkau dengan akses darat dapat menggunakan moda transportasi angkutan darat berupa truk atau mobil tangki, maka lembaga penyalur yang disarankan untuk karakter geografis seperti ini adalah APMS atau SPBU modular.

Sedangkan pada daerah yang tidak dapat diakses dengan transportasi darat, seperti pegunungan, digunakan dua alternatif, yaitu menggunakan mobil tangki dan kapal pengangkut (barge).

Kemudian apabila memungkinkan dapat menggunakan moda transportasi sungai, atau menggunakan moda tranportasi udara untuk daerah yang tidak dapat diakses melalui sungai.

Salah satu penyaluran BBM yang menggunakan transportasi sungai adalah di Kecamatan Long Apari, Mahakam Hulu, Kalimantan.

Menurutnya, proses distribusi BBM menggunakan kapal ke Long Apari memang sangat menantang karena pengiriman BBM yang dilakukan menggunakan kapal jenis self propelled oil barge (SPOB) itu, melintasi rute Samarinda-Long Bagun-Long Pahangai dan Long Apari selama 10 jam.

Selama proses pengiriman ini, kapal-kapal Pertamina harus berhadapan dengan arus yang deras. Contoh untuk penyaluran BBM dengan moda transportasi pesawat udara yang sudah terealisasi di Kalimantan adalah di Krayan, Nunukan.

Lembaga penyalur yang disarankan untuk daerah dengan tipologi alam seperti itu adalah APMS dengan tangki khusus atau APMS dengan drum.

Karakter geografis yang juga sering ditemui di daerah 3T salah satunya adalah berada di seberang lautan (pulau-pulau). Karakter ini dapat menggunakan mobil tangki dan kapal pengangkut dengan jenis lembaga penyalur APMS tangki khusus.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER