Genjot Proyek, Pertamina EP Siap Belanjakan US$778 Juta

CNN Indonesia
Rabu, 22 Mar 2017 17:49 WIB
Angka itu belanja modal PT Pertamina EP di tahun ini meningkat 46,24 persen dari realisasi belanja modal tahun 2016 sebesar US$532 juta.
Angka itu belanja modal PT Pertamina EP di tahun ini meningkat 46,24 persen dari realisasi belanja modal tahun 2016 sebesar US$532 juta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina EP bakal menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$778 juta di tahun ini. Angka itu meningkat 46,24 persen dari realisasi belanja modal tahun 2016 sebesar US$532 juta.

Pelaksana Tugas Harian (PTH) Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, peningkatan investasi ini disebabkan karena banyaknya pengerjaan sumur workover yang dilakukan tahun ini.

Pasalnya, perusahaan akan memulai pengerjaan bagi beberapa proyek yang rencana pengembangan lanjutannya (Plan of Development/PoD) disetujui tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Capex pun meningkat karena ada beberapa proyek yang PoD-nya akan segera disetujui. Segera setelah PoD-nya disetujui, kami akan mulai pengerjaan sumur workover," ujar Nanang, Rabu (22/3).

Secara rinci, ia mengatakan terdapat dua PoD yang sekiranya bisa disetujui pada tahun ini, yakni proyek Bambu Besar dan Jati Asri yang terletak di Jawa Barat. Sayangnya, ia tak ingat tambahan produksi yang disumbang dari kedua proyek ini.

Lebih lanjut, perusahaan memang berharap besar dari realisasi proyek Jatiasri yang memproduksi gas. Pasalnya, Jawa Barat tengah mengalami defisit gas sebesar 71 MMSCFD, sehingga dibutuhkan sumber baru untuk menutup kekurangan tersebut.

"Saya tidak begitu hapal angka tambahan produksinya, namun kami ingin produksi dari Aset III yang berada di Jawa Barat bisa meningkat dari saat ini 9.500 setara barel minyak per hari (MMBOE) ke angka 15 ribu hingga 16.500 MMBOE," lanjutnya.

Selain dua PoD tersebut, ia juga berharap tiga rencana pengembangan lain yang sedang diproses bisa disetujui secepatnya oleh pemerintah. Ketiga PoD tersebut terdiri dari proyek Akasia Bagus di Jawa Barat, proyek Tapen di Jawa Tengah, dan proyek Benggala di Sumatera Utara.

Ia optimistis PoD ini juga bisa disetujui setelah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar ingin agar dua PoD ini bisa disetujui April mendatang.

Jika kelima PoD ini disetujui pemerintah, ia berharap proyek-proyek tersebut sudah bisa onstream di tahun 2018. Waktu yang cepat ini, lanjutnya, disebabkan karena pengerjaan sumur workover yang tak begitu rumit.

"Pengerjaan sumur-sumur workover di proyek-proyek yang akan PoD juga tidak susah, karena kan alat pengerjaannya menggunakan fasilitas yang sudah ada. Selain itu, ini juga bukan PoD pertama, tapi POD kedua dan seterusnya," terang Nanang.

Sebagai informasi, perusahaan berharap bisa menambah cadangan P-1 sebesar 78,19 MMBOE di tahun 2017. Tambahan cadangan dari kegiatan PoD bisa sebesar 57,12 MMBOE, atau 73,05 persen dari target cadangan P-1 sepanjang tahun 2017.

Sementara itu, perusahaan berencana untuk memproduksi minyak sebesar 85 ribu barel per hari dan gas sebesar 1.041 MMSCFD. Angka ini meningkat dibanding realisasi tahun lalu, di mana produksi minyak sebesar 83.674 barel per hari dan gas sebesar 989 MMSCFD.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER