Semarang, CNN Indonesia -- Pemerintah akan menetapkan harga acuan sejumlah komoditas bahan pangan pokok, seperti gula pasir, minyak goreng, dan daging beku. Hal ini dimaksudkan untuk mempersempit aksi kartel dalam rantai perdagangan komoditas tersebut.
"Untuk komoditas gula pasir disepakati pedagang wajib menjual maksimal Rp12.500 per kilogram. Mau beli harga berapa pun terserah, tetapi dijual segitu," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Semarang, Jumat (31/3).
Enggar pun berencana melakukan pertemuan dengan sejumlah distributor. Salah satu yang akan disampaikannya dalam pertemuan itu terkait distributor gula wajib menjual bahan pangan pokok dengan harga yang telah disepakati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti, harus di bawah Rp12.500/kg. Harga acuan ini berlaku di seluruh Indonesia. Nantinya dalam kemasan akan ditulis HET Rp12.500/kg," katanya.
Untuk komoditas minyak goreng curah dalam kemasan, wajib dijual di semua toko ritel modern dengan harga paling tinggi Rp11.000/liter dan harus berlaku di seluruh Indonesia.
"Sedangkan di pasar tradisional harga jual maksimal Rp10.500/liter," imbuh dia.
Terkait komoditas minyak goreng curah ini, pekan depan, Kemendag akan mengundang para produsen minyak goreng.
"Sebetulnya, produsen sudah sepakat, tetapi sekarang rata-rata harga jual di toko ritel modern masih Rp11.347/liter. Oleh karena itu, untuk memastikan mereka mengikuti kesepakatan ini kami akan segera mengundang mereka," ucapnya.
Sementara itu, satu lagi komoditas dengan harga acuan yang sudah ditentukan pemerintah adalah daging beku atau impor dari India. Adapun, untuk harga jual daging beku ini maksimal Rp80.000/kg.
"Tetapi, pedagang masih tetap boleh jual daging wagyu, prem cut, dan sebagainya," tutur dia.
Menurut dia, pedagang yang menjual tiga komoditas tersebut diimbau untuk memasang spanduk agar konsumen mengetahui. Peraturan harga acuan untuk tiga komoditas tersebut rencananya akan dimulai tanggal 10 April 2017.
"Sementara, tiga komoditas itu dulu. Kalau komoditas lain, seperti beras sejauh ini harganya masih terkontrol," pungkasnya.