Cilegon, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan produksi minyak sepanjang tiga bulan pertama tahun 2017 melebihi target. Namun, produksi gas tidak sebaik minyak, dan tidak mencapai target.
Produksi minyak hingga kuartal I tahun 2017 tercatat 815,6 ribu barel per hari, atau lebih besar 0,07 persen dibanding target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 815 ribu barel per hari.
Sementara itu, capaian tersebut berbeda 0,89 persen dibanding target rencana kerja dan anggaran (
Work Program and Budget/WP&B) SKK Migas tahun ini sebesar 808,4 ribu barel per hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono mengatakan, produksi minyak di kuartal I tahun ini sebagian besar dihasilkan dari lima Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Lima kontraktor itu antara lain PT Chevron Pacific Indonesia yang mengelola Blok Rokan, ExxonMobil Cepu Ltd yang mengelola Blok Cepu, PT Pertamina EP, Total E&P Indonesie yang mengoperatori blok Mahakam, dan PT Pertamina Hulu Energi dengan kelolaan blok Offshore Northwest Java (ONWJ).
Sayang, Budi tidak memberitahu kontribusi lima blok tersebut terhadap produksi minyak nasional.
"Saat ini produksi minyak terbesar berasal dari lima blok tersebut. Memang, produksi bisa lebih-lebih sedikit dari target karena ditolong oleh lapangan Banyu Urip di Blok Cepu," jelas Budi di Anyer, Jumat (7/4).
Kendati produksi membaik, namun minyak siap jual (
lifting) tak mencapai target. Hingga akhir Maret 2017, realisasi
lifting hanya mencapai 787,8 ribu barel per hari. Angka ini lebih sedikit 3,3 persen dibandingkan target APBN 2017 sebesar 815 ribu barel per hari atau lebih kecil 2,54 persen dibandingkan target WP&B 2017.
Budi mengatakan, realisasi
lifting yang berada di bawah target disebabkan karena pengiriman menggunakan kapal-kapal tanker terhambat oleh cuaca buruk yang melanda di awal tahun. Meski begitu, minyak-minyak yang sudah siap jual ini bisa disimpan untuk pengiriman periode mendatang.
"Kami sudah minta agar armada itu bisa diperbaiki. Tapi secara nyata, jumlah inilah yang ter-
lift. Sementara minyak yang tidak ke-
lift bisa di-
stock," paparnya.
Selain itu, produksi gas bumi juga tidak sesuai target. Dengan capaian sebesar 7.740 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), angka itu 1,51 persen lebih kecil dibanding target WP&B sebesar 7.859 MMSCFD.
Tidak tercapainya target ini, lanjut Budi, mungkin disebabkan oleh hujan deras serta pemadaman tak sengaja (
unplanned shutdown) yang terjadi sepanjang tiga bulan terakhir.
"Jika cuaca tengah memburuk, maka produksi harian bisa terganggu. Sementara kalau
unplanned shutdown, itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari hal kecil hingga hal besar seperti
valve bocor dan lainnya. Memang kadang sepele, tapi ini fakta yang terjadi di lapangan," pungkasnya.