Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat arus modal asing masuk ke dalam negeri (capital inflow) sebesar Rp79,1 triliun di sepanjang Januari hingga 5 April 2017. Arus modal tersebut mayoritas masuk ke berbagai instrumen, antara lain Surat Berharga Negara (SBN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), termasuk saham.
Jika dirinci, sebesar Rp62,1 triliun ditaruh di SBN, Rp9,7 triliun ditempatkan di keranjang saham, dan Rp5,7 triliun diparkir di SBI yang diterbitkan bank sentral. Sementara, sisanya Rp1,6 triliun mengalir ke instrumen keuangan lainnya.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, meski tidak terlalu signifikan, namun terjadi peningkatan capital inflow. Ini berarti, Indonesia masih tetap menjadi pilihan bagi para pemilik modal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia tetap menjadi pilihan bagi para pemilik modal di tengah ketidakpastian global. Nilai tukar rupiah terjaga stabil dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona hijau," ujarnya, Jumat (7/4).
Bahkan, sambung Mirza, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi, meski sedikit di bawah 5 persen. Kemudian, terjadi deflasi pada Maret 2017 dan cadangan devisa juga cukup untuk memenuhi kebutuhan.
"Ini menunjukkan bahwa optimisme kepada emerging market (pasar negara berkembang) termasuk indonesia masih baik," jelasnya.
Mirza menjelaskan, sokongan dana asing bisa tetap terjaga asal pemerintah dan otoritas mampu menjaga stabilitas perekonomian. Kebijakan deregulasi yang telah dirancang oleh pemerintah diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah tak henti lmeakukan analisa terhadap dampak deregulasi. Presiden sudah ingatkan bahwa jangan ada peraturan-peraturan baru yang hambat investasi dan jangan lupa bahwa kita ingin supaya peringkat kemudahan berbisnis membaik," pungkasnya.