BI: Aliran Dana Asing Tembus US$2,2 Miliar Sejak Awal Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mar 2017 13:51 WIB
Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran dana asing ke Indonesia tersebut mengalir ke pasar surat utang (obligasi) maupun pasar saham.
Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran dana asing ke Indonesia tersebut mengalir ke pasar surat utang (obligasi) maupun pasar saham. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Semarang, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing ke Indonesia masih cukup deras terjadi, meski sentimen negatif dari pasar global terjadi pada beberapa pekan lalu.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebut, jumlah dana asing yang masuk (capital inflow) sejak awal tahun mencapai sekitar US$2,2 miliar. Dana tersebut mengalir ke obligasi maupun pasar modal.

"Capital inflow yang masuk sekitar US$2,2 miliar year to date, artinya masih positif kok, coba bayangin waktu Fed Fund Rate naik, kita masih bisa inflow signifikan," ujar Dody di Semarang, Kamis (30/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) itu, menurut Dody tidak memberikan dampak signifikan terhadap pasar keuangan domestik. Hal itu ditunjukan dengan masih stabilnya angka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Bank sentral memprediksi, tahun ini The Fed masih memiliki peluang untuk dua kali mengerek suku bunganya dengan kelipatan paling tidak 25 basis poin (bps).

"Kami sudah kalkulasi dan pasar juga sudah tahu dari jauh-jauh hari dari sekarang bahwa akan ada lagi paling tidak dua kali lagi. Kelipatannya paling tidak 25 bps
artinya sudah terkakulasi," ujarnya.

Di samping itu, Dody meyakini aliran capital inflow ke depannya masih akan terjadi jika lembaga rating investasi S&P mengganjar peringkat layak investasi (investment grade) untuk Indonesia.

Kesempatan untuk mendapatkan peringkat itu, menurutnya, masih bisa terjadi apabila Indonesia berhasil menjaga tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah saat ini.

"Yang penting kami bisa jaga inflasi dan jaga stabilnya rupiah, yang perlu diingat rupiah itu volatilitasnya sangat kecil sekitar 2-2,3 persen, sangat bagus dari sisi pengelolaan moneter kita," pungkasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER