Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2017 sebesar US$121,8 miliar, hanya naik US$1,9 miliar dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Padahal, pada akhir maret lalu pemerintah baru saja menerbitkan sukuk global sebesar US$3 miliar.
"Cadangan devisa di Maret tentu sudah memasukkan penerbitan global sukuk pemerintah," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, dikutip Sabtu (8/4).
Menurut Mirza, Indonesia sebelumnya pernah mencatatkan cadangan devisa mencapai US$124,6 miliar. Namun, besaran cadangan devisa tersebut terjadi sebelum terjadinya krisis di Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun BI mencatat cadangan devisa pada Maret 2017 juga dipengaruhi penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut pun melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
BI juga memastikan posisi cadangan devisa per akhir Maret 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Cadangan devisa tersebut juga dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengaku peningkatan cadangan devisa pada akhir bulan lalu sudah dapat diprediksi. Pasalnya, sentimen pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian Indonesia cukup positif.
"Ada ekspektasi dari kenaikan rating Standard & Poor's yang akan diumumkan pada akhir Maret, atau awal April," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Cadangan devisa menurut Joshua juga ditunjang aliran modal yang masuk di pasar saham dan obligasi mencapai hampir US$3 miliar pada sepanjang kuartal pertama tahun ini. Aliran modal tersebut ditopang oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang relatif stabil di kisaran Rp13.300 per dolar AS. Selain itu, kinerja perdagangan Indonesia selama kuartal-I 2017 juga diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun lalu seiring membaiknya harga komoditas dunia.