Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi hari ini, Senin (10/4), akibat aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan pelaku pasar lantaran mayoritas saham sudah mencapai level tertingginya.
Analis Oso Securities Riska Afriani mengungkapkan, IHSG akan berada dalam tren konsolidasi sepanjang pekan ini. Selain karena aksi ambil untung, IHSG juga akan dipengaruhi oleh pidato Gubernur The Fed Janet Yellen pada 11 April besok.
"Selain itu, data penjualan mobil dan motor Indonesia pada tanggal 13 April ikut menjadi perhatian pelaku pasar," ujar Riska kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (10/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, IHSG tidak memiliki banyak sentimen positif untuk mempertahankan posisinya di teritori positif di sepanjang hari ini dan sepanjang pekan. Dengan demikian, Riska memprediksi, IHSG berada dalam support 5.602 dan resisten 5,697 dalam pekan ini.
Analis Erdhika Elit Sekuritas Taufan Yamin berpendapat, sentimen global berupa serangan Amerika Serikat (AS) ke Suriah juga akan memengaruhi laju IHSG. Di samping itu, pelaku pasar juga memperhatikan hasil pertemuan Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
"Trump bertemu dengan Xi Jinping terkait Korea Utara. Jadi, memang Senin itu banyak sentimen dari global dan diprediksi koreksi jangka pendek karena tensi geopolitik meningkat," terang Taufan.
Namun demikian, IHSG diprediksi tidak jatuh terlalu dalam karena terselip sentimen positif berupa penguatan harga minyak dan batu bara. Dengan kata lain, emiten berbasis komoditas tersebut patut dicermati untuk perdagangan hari ini.
Hari ini, Taufan memprediksi IHSG berada dalam support 5.630 dan resisten 5.680. Sementara, untuk sepekan IHSG akan bergerak dalam rentang 5.610 hingga 5.680.
"Untuk sentimen dari dalam negeri, yang positif itu masih dari dividen. Apalagi rasio dividen yang diberikan cukup besar," imbuh Taufan.
Sementara, IHSG sepanjang pekan lalu menguat 1,53 persen ke level 5.653. IHSG kembali mencetak level tertingginya di level 5.680 pada perdagangan Kamis lalu (6/4).
Menurut Riska, penguatan IHSG tersebut ditopang oleh rilis deflasi sepanjang Maret lalu sebesar 0,02 persen, laporan keuangan emiten tahun lalu yang menunjukkan perbaikan dan menguatnya harga minyak dan batu bara.