Aksi Ambil Untung Mulai Terasa, IHSG Terancam Terkoreksi

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 08:01 WIB
Pelaku pasar sudah mulai mengambil aksi profit taking jangka pendek. Di mana saham berbasis batu bara menjadi incaran profit taking tersebut.
Pelaku pasar sudah mulai mengambil aksi profit taking jangka pendek. Di mana saham berbasis batu bara menjadi incaran profit taking tersebut. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan terkoreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (6/4), karena pelaku pasar berpotensi melakukan aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek pada sejumlah saham unggulan.

Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, saham Wall Street tadi malam kembali mengalami koreksi menyusul respons atas sinyal yang diberikan pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait pembahasan agenda reformasi perpajakan Gedung Putih yang masih membutuhkan waktu lebih lama.

David merinci, Dow Jones terkoreksi 0,2 persen ke level 20.648,15, S&P500 turun 0,31 persen ke level 2.352,95, dan Nasdaq melemah 0,58 persen ke level 5,864,48. Menurut David, koreksi ini juga disebabkan hasil pertemuan The Fed bulan lalu terkait rencana kenaikan suku bunga AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil pertemuan The Fed bulan lalu menilai harga saham di Wall Street relatif tinggi dan spekulasi kenaikan bunga AS akan lebih lambat dari perkirana seiring keinginan mengurangi balance sheet tahun ini US$4,5 triliun," papar David dalam risetnya, dikutip Kamis (6/4).

Sementara itu, IHSG kemarin kembali ditutup positif ke level 5.676, atau menguat 25,15 poin (0,44 persen). Hal ini terutama disebabkan aksi beli yang dilakukan pelaku pasar terhadap beberapa saham unggulan perbankan seperti, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), serta saham yang berbasis barang dan konsumsi seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

"Penguatan IHSG kemarin selain ditopang sentimen positif domestik, juga ditopang sentimen eksternal kawasan Asia yang umumnya menguat, terutama bursa saham China yang menguat 1,5 persen," ujar David.

Meski ditutup menguat, jelas David, pelaku pasar sudah mulai mengambil aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek. Di mana saham berbasis batu bara menjadi incaran profit taking tersebut.

Dengan begitu, profit taking lanjutan diprediksi kembali terjadi hari ini, sehingga IHSG diramalkan terkoreksi. Selain itu, pelemahan harga minyak dunia juga menjadi sentimen negatif bagi IHSG.

Namun, David memprediksi, pelaku pasar lebih mengicar saham lapis dua yang harganya masih murah atau tertinggal dan masih memiliki isu individual positif. Sementara, saham berbasis tambang logam terbilang menarik seiring dengan kenaikan harga komoditas nikel dan timah.

"IHSG diperkirakan bergerak di 5.640 hingga 5.690 rawan koreksi," imbuh David.

Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya masih optimis IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini. Menurutnya, beberapa data ekonomi yang telah dirilis pada awal bulan April masih menjadi vitamin bagi laju IHSG.

Selain itu, arus dana asing yang masuk (capital inflow) juga menambah semarak transaksi di pasar modal. Sehingga, bukan tidak mungkin IHSG masih akan mencetak rekor baru. William memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.572 dan resisten 5.688.

"IHSG masih terus merangsek naik ditunjang oleh capital inflow, tetapi fluktuasi harga komoditas juga dapat mempengaruhi pola gerak IHSG jangka pendek," ungkap William dalam risetnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER