Acset Indonusa Revisi Target Kontrak Naik 66,6 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 06:16 WIB
Target digenjot menjadi Rp7,5 triliun dari sebelumnya Rp4,5 triliun karena realisasi kontrak baru Acset Indonusa saat ini sudah melampaui target.
Target digenjot menjadi Rp7,5 triliun dari sebelumnya Rp4,5 triliun karena realisasi kontrak baru Acset Indonusa saat ini sudah melampaui target. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Acset Indonusat Tbk (ACST) merevisi target nilai kontraknya di sepanjang tahun ini menjadi Rp7,5 triliun atau tumbuh 66,6 persen dibandingkan target sebelumnya, yakni Rp4,5 triliun.

Direktur Utama Acset Indonusa Jeffrey Gunadi Chandrawijaya mengungkapkan, target digenjot naik karena pencapaian kontrak baru perusahaan hingga awal April ini sudah melampaui target, yaitu sebesar Rp6,9 triliun.

"Memang, kami targetkan Rp4,5 triliun, tapi baru sekarang sudah sampai Rp6,9 triliun. Tetapi, kami tetap canangkan sesuai kemampuan juga," ujarnya, Senin (10/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merinci, kontrak baru terbesar perusahaan diperoleh dari proyek tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang bernilai Rp13,5 triliun. Dalam proyek itu, perusahaan menggenggam kepemilikan saham 49 persen, sedangkan sisanya dimiliki PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Tak heran, perusahaan berhasil mencetak kontrak baru senilai Rp6,6 triliun dari proyek tersebut. Pencapaian kontrak baru Acset Indonusa ini terbilang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan perolehan kontrak baru tahun lalu, yaitu sebesar Rp3,77 triliun.

Lebih lanjut Jeffrey menuturkan, total kontrak yang sudah didapatkan perusahaan ini sebesar Rp12 triliun. Kontrak itu terbagi dari kontrak baru Rp6,9 triliun, dan kontrak carry over (pengalihan) dari beberapa tahun lalu sebesar Rp5,1 triliun.

"Kami harapkan, dengan Rp5,1 triliun kontrak on hand dan Rp6,9 triliun kontrak baru, kami bisa dapat pendapatan Rp3,5 triliun," terang Jeffrey.

Adapun, ia menjelaskan, target itu naik 95,53 persen dari total pendapatan perusahaan tahun lalu sebesar Rp1,79 triliun di mana pendapatan tahun lalu bertumbuh 32,2 persen dari Rp1,36 triliun.

Perusahaan bakal menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/ capex) kurang lebih sama dengan tahun lalu, yakni Rp120 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah kepemilikan saham di anak usaha, yaitu PT Bintai Kindenko Engineering Indonesia (BINKEI) sebesar Rp28,7 miliar, dan menambah peralatan.

"Mekanisme capex dari pinjaman pemegang saham, pinjaman bank, dan kas internal. Tetapi, itu standby, kalau ada keperluan dalam jumlah besar akan didiskusikan lagi," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER