Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ingin memangkas tarif pelayanan peti kemas (kontainer) yang diangkut oleh kapal besar. Hal itu dilakukan agar semakin banyak kapal besar yang bersandar di pelabuhan di Indonesia.
Budi mengaku telah menginstruksikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Tonny Budiono untuk menghitung tarif diskon bagi kontainer yang diangkut kapal logistik besar. Menurut Budi, kapal besar pantas mendapatkan insentif karena lebih efisien dan tepat waktu dalam mengangkut.
Setelah rampung, Budi akan mengajukan usulan formula baru tarif tersebut kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pasalnya, tarif kontainer termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berada di bawah kewenangan Kemenkeu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Formula hitungannya belum tahu, tetapi intinya progresif, diskon. Karena dia [kapal besar] produktif dalam menggunakan ruang dan waktu," tutur Budi di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan, Selasa (11/10).
Selain diskon kontainer, guna memberikan insetif tambahan, Budi juga meminta adanya perhitungan biaya penundaan dan pemanduan kapal-kapal besar.
Pekan lalu, Kapal Compagnie Maritime d'Affretement-Coampagnie General Maritime (CMA-CGM) Titus bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal berkapasitas 8.469 TEUS ini adalah kapal kargo besar pertama asal Perancis yang membuka pelayaran langsung dari Indonesia ke AS, dengan rata-rata muatan 1.700 boks per minggu.
Kemudian, pada 23 April 2017 mendatang, rencananya kapal besar kedua akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal bernama CMA CGM Otello memiliki kapasitas 8.238 TEUs dengan panjang kapal mencapai 334 meter. Perkiraan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok mencapai 2.300 boks.
"Nanti tanggal 23 kita undang Presiden Jokowi untuk melihat kapal besar bersandar," kata Budi.