Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pengembang properti, PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana memanfaatkan mayoritas dana hasil penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
right issue guna menambah sebanyak 20 hektare (Ha) cadangan lahan. Saat ini, perseroan baru saja merealisasikan akuisisi lahan baru seluas 2,2 Ha di Surabaya.
Melalui
rights issue yang tengah diproses, perseroan menargetkan dapat menghimpun dana sekitar Rp1,5 triliun. Rencananya, 70 persen dana tersebut atau sekitar Rp1 triliun akan digunakan untuk investasi atau menambah cadangan lahan sebanyak 10-20 ha, Sedangkan sisanya, 20 persen untuk tambahan modal kerja dan 10 persen untuk pembayaran hutang.
Sampai akhir tahun 2016, PPRO tercatat memiliki cadangan lahan seluas 60 ha. Cadangan lahan tersebut tersebar di sejumlah kawasan seperti kawasan Jabodebek, Cikarang, Lombok, Surabaya, Semarang, Jawa Barat dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat menjelaskan, pihaknya baru saja menambah cadangan lahan di Wiyung, Surabaya seluas 2,2 Ha. Rencananya, pada lahan tersebut akan dibangun sebanyak 5 tower apartemen.
“Kami melihat ada potensi besar di Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan memiliki jumlah kelas menengah atas yang terus tumbuh,” ujar Taufik dalam siaran pers yang diperoleh CNNIndonesia.com, Senin (10/4).
Adapun penggarapan proyek ini dilakukan PPRO bersama dengan pemilik lahan PT Gunungsari Saktijaya. Keduanya membentuk perusahaan
joint venture di mana PPRO menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 80%.
Selain pengembangan apartemen, PPRO juga berencana menambah proyek-proyek lain di Surabaya, seperti hotel dan mall sehingga dapat memperkuat bisnis perusahaan. Selain itu, hal tersebut bertujuan sebagai sarana diversifikasi portofolio perusahaan.
“Pengembangan hotel dan mall akan semakin memperkuat
recurring income kami. Ini tentunya bagus untuk kinerja perusahaan ke depannya,” papar Taufik.
PPRO juga telah menambah cadangan lahan di Embong Sawo, Surabaya yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan proyek properti lanjutan. Saat ini, proyek di kawasan ini masih memasuki fase desain.
Perseroan berharap tambahan cadangan lahan akan cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada tahun ini, PPRO menargetkan penjualan dan laba bersih dapat tumbuh dikisaran 20 persen dibanding tahun lalu
(year on year/yoy).Tahun lalu, perseroan mencatat penjualan tumbuh 25 persen (yoy) menjadi Rp2,49 triliun. Sedangkan laba bersih tercatat tumbuh 20 persen (yoy) menjadi Rp365 miliar.