Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya hari ini, Rabu (12/4), terimbas masih tingginya kekhawatiran risiko geopolitik di kawasan Asia dan Timur Tengah.
Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) disebut-sebut oleh Rusia sedang merencanakan serangan baru ke Suriah. Sementara, AS sedang mengirimkan pasukan tempurnya ke kawasan Korea Peninsula dengan tujuan memaksa Korea Utara menghentikan percobaan rudal nuklirnya.
"Komentar pemimpin kedua negara tersebut membuat peluang konflik militer semakin terbuka," ujarnya dalam risetnya, dikutip Rabu (12/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini jelas membuat pergerakan bursa saham Wall Street melemah tadi malam. Dow Jones turun 0,03 persen, S&P500 terkoreksi 0,14 persen, termasuk Nasdaq yang melorot 0,24 persen.
David meniai, pelaku pasar akan lebih berhati-hati dalam bertransaksi. Meski demikian, pergerakan IHSG masih bisa bertahan dan tidak jatuh terlalu dalam yang ditopang oleh harga minyak dunia. Sehingga, pelaku pasar akan melakukan aksi beli selektif terhadap saham sektor energi.
"IHSG diperkirakan bergerak di level 5.600 hingga 5.650 rawan koreksi lanjutan," imbuh David.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memperkirakan, IHSG masih berpotensi berbalik arah menguat dalam jangka panjang didukung oleh data ekonomi dalam negeri dan dana asing yang masuk (capital inflow).
Untuk jangka pendek sendiri, penguatan IHSG diprediksi terbatas. Menurut dia, hari ini IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.609 dan resisten 5.698.
"Sisi fundamental perekonomian kita masih cenderung stabil terlihat dari data ekonomi yang telah dan akan terlansir. Hari ini IHSG berpotensi menguat," papar William dalam risetnya.
Kemarin, IHSG kembali mengalami koreksi ditutup di level 5.627 atau turun 16,36 poin (0,3 persen). Pelemahan ini dipicu oleh aksi jual yang dilakukan pelaku pasar terhadap saham perbankan dan konsumsi. Sementara, sentimen eksternal datang dari ketegangan politik di kawasan Asia.