Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji pasar untuk penjualan tabung
Liquefied Petroleum Gas (LPG/elpiji) 3 kilogram (kg) non-subsidi yang masuk ke dalam merek dagang Bright Gas. Uji pasar ini dilakukan sebelum perusahaan resmi melepas Bright Gas 3 kg itu minimal mulai tahun depan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina M. Iskandar menuturkan, uji pasar itu sedianya akan dilakukan pada semester II tahun depan, di mana penjualan tabung elpiji itu akan disebar di beberapa lokasi tertentu. Sayangnya, ia belum bisa menyebut jumlah tabung serta lokasi uji pasar tersebut.
"Kami masih mengembangkan tabung Bright Gas 3 kg dan kami akan lakukan uji pasar setelah Juni mendatang," ujar Iskandar ditemui di Bank Indonesia, Kamis (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, uji pasar dilakukan untuk mengetahui respons pasar terhadap produk baru tersebut. Jika animo masyarakat tinggi, maka perusahaan tak ragu untuk melepas Bright Gas edisi 3 kg.
Perilisan Bright Gas 3 kg itu, lanjut Iskandar, sengaja dibuat untuk mengakomodasi konsumen yang tak bisa lagi menggunakan elpiji melon karena subsidinya dicabut pemerintah mulai tahun depan.
Menurut pemerintah, elpiji bersubsidi pada tahun depan hanya berhak dinikmati oleh 25,7 juta Kepala Keluarga (KK), atau 45,08 persen dari pengguna elpiji melon saat ini sebanyak 57 juta KK. Maka dari itu, setidaknya ada 31,3 juta Kepala Keluarga (KK) yang tak bisa lagi menikmati elpiji bersubsidi nantinya dan terpaksa berpindah mengonsumsi elpiji non-subsidi.
 (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) |
"Iya, tentu saja pelanggan yang sebelumnya mengonsumsi elpiji bersubsidi harus beradaptasi menggunakan elpiji non-subsidi. Produk Bright Gas 3 kg dibuat agar treatment perpindahan konsumsinya lebih mudah saja. Kalau misalkan konsumen langsung disuruh pindah ke tabung seperti 5,5 kg tentu agak berat," paparnya.
Untuk memproduksi tabung Bright Gas 3 kg, tentu saja perusahaan harus menambah belanja modal demi memperbanyak tabungnya. Tetapi, angka investasinya akan ditentukan jika perusahaan sudah selesai melakukan uji pasar ini.
"Kami tidak keberatan jika harus mengeluarkan belanja modal lagi. Lagipula, sebetulnya bisa-bisa saja kami modifikasi tabung melon lagi. Nanti diisi dengan gas dari Bright Gas," pungkas Iskandar.
Menurut data perseroan, penjualan elpiji pada tahun 2016 tercatat 12,09 juta kiloliter (kl). Angka ini meningkat 6,3 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 11,37 juta kl.
Meski demikian, penjualan elpiji non-subsidi perusahaan sebetulnya turun 3,4 persen dari angka 1,47 juta kl di tahun 2015 menjadi 1,42 juta kl di tahun berikutnya.