Jakarta, CNN Indonesia -- PT BFI Finance Indonesia Tbk mencetak laba bersih Rp254 miliar pada kuartal I 2017 atau melesat 59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba terutama ditopang oleh peningkatan pendapatan 18,2 persen dan kesuksesan manajemen mengendalikan beban biaya.
Selain itu, Direktur BFI Finance Sudjono mengatakan, biaya dana juga membaik lantaran diversifikasi sumber pendanaan yang dilakukan manajemen sejak tahun lalu.
"Pada 2014 dan 2015, kami banyak dana-dana
offshore. Saat itu, biaya
swap meningkat bahkan sebelum kami menarik dana. Akibatnya, biaya dana menjadi lebih mahal," ujarnya, Selasa (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barulah pada 2016, manajemen mulai melakukan diversifikasi pendanaan ke surat utang berbentuk obligasi, pinjaman bilateral dengan bank mitra di dalam negeri, termasuk juga pinjaman dari bank luar negeri. Sehingga, manajemen tidak bergantung pada satu sumber pendanaan saja.
Walhasil, biaya dana semakin murah karena tingkat bunga relatif terkendali. Di sisi lain, pendapatan meningkat dari aktivitas usaha pembiayaan perseroan di kuartal pertama yang tumbuh 35,5 persen, yakni dari Rp2,33 triliun pada kuartal I 2016 jadi sebesar Rp3,16 triliun.
Berdasarkan hitung-hitungan, perolehan laba bersih perseroan kuartal I sudah tercatat sepertiga dari perolehan laba bersih tahun lalu yang mencapai Rp798 miliar atau naik 22,8 persen. "Kami tidak bisa
disclose (jabarkan) target laba tahun ini, tapi target kami bisnis tumbuh 20 persen hingga akhir tahun nanti," terang Sudjono.
Sebagai gambaran, penyaluran pembiayaan perseroan di sepanjang tahun lalu mencapai Rp10,74 triliun atau tumbuh tipis 6,8 persen ketimbang tahun sebelumnya. Tahun ini, perseroan mengincar membukukan pembiayaan hingga Rp13 triliun dari pembiayaan mobil bekas, mobil baru, motor bekas, motor baru, dan alat berat.
"Untuk menopang pertumbuhan laba bersih tahun ini, strategi kami mendorong bisnis, sembari meningkatkan kualitas aset. Sehingga, rasio pembiayaan bermasalah (
nonperforming finance) tidak ikut naik yang membuat risiko jadi tinggi. Selain itu, kami terus diversifikasi dana-dana murah," imbuh dia.
Adapun, kebutuhan pendanaan BFI Finance tahun ini sebesar Rp5,8 triliun. Di antaranya, Rp2,7 triliun sudah dikantongi pada kuartal I 2017. Sisanya, perseroan akan menerbitkan obligasi sekitar Rp1 triliun-Rp1,5 triliun, serta mengandalkan pinjaman bank mitra.