Jakarta, CNN Indonesia -- PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) membukukan perolehan premi Rp26,5 triliun hingga akhir tahun lalu. Pencapaian ini tidak jauh berbeda dengan perolehan tahun sebelumnya alias stagnan.
Direktur Utama Prudential Indonesia Jens Reisch mengatakan, meski kenaikannya hampir sama dengan tahun sebelumnya, namun bisnis perseroan menunjukkan pertumbuhan kuat di rural atau kawasan pedesaan.
"Premi bisnis baru dan lanjutan juga menunjukkan pertumbuhan. Perolehan premi masih didominasi oleh premi berkala, bukan
single premium," ujarnya dalam paparan kinerja, Selasa (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi klaim, Prudential Indonesia mencatat membayarkan klaim sebesar Rp9,9 triliun atau meningkat 18,1 persen dari klaim 2015 lalu yang sebesar Rp9,1 triliun. Adapun, total polis aktif mencapai 3,4 juta per 2016.
Sementara, dari sisi dana kelolaan, Direktur Investasi Prudential Indonesia John Oehmke mengungkapkan, peningkatan 20,5 persen, yaitu dari Rp45,1 triliun menjadi sebesar Rp54,5 triliun. Dengan pendapatan investasi Rp5,2 triliun.
"Seluruh dana investasi kami memberikan hasil positif. Selain itu, tahun lalu, kami meluncurkan dua dana investasi baru, yaitu Rupiah
Value Discovery Fund dan Syariah
Asia Pacific Fund," imbuh Oehmke.
Melalui kerja sama yang kuat dengan mitra manajemen aset perseroan, yakni Eastspring Investments Indonesia, sambung dia, manajemen terus berkomitmen dalam meningkatkan kinerja terbaik untuk tabungan dan perlindungan asuransi nasabah.
Optimisme 2017Kendati pertumbuhan premi tahun lalu relatif sama dengan tahun sebelumnya, Reisch optimistis, iklim bisnis tahun ini akan membaik. Yang ditandai dengan perbaikan pasar dan rupiah stabil di tengah pesta demokrasi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
"Kami berharap, ada
recovery (pemulihan) yang kuat. Sehingga, daya beli dan
spending (belanja) di pasar ikut naik. Apalagi, kesadaran terhadap proteksi di masyarakat terus meningkat dari tahun ke tahun. Kami optimistis, bisnis asuransi lebih baik, termasuk di Prudential Indonesia," terang dia.
Kendati demikian, ia menolak memberikan proyeksi pertumbuhan premi perseroan. Yang pasti, menurutnya, perseroan masih ingin mencetak kinerja pertumbuhan paling kuat di industri asuransi jiwa.