Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini, Selasa (25/4), didorong oleh membaiknya kinerja kuartal I 2017 emiten yang sudah keluar pekan lalu.
Analis Oso Securities Riska Afriani menjelaskan, rilis kinerja emiten kuartal I masih menjadi penantian pelaku pasar sepanjang pekan ini. Hal itu juga sekaligus menjadi satu-satunya sentimen dari dalam negeri setelah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang berjalan kondusif pada pekan lalu.
"Dari dalam negeri pelaku pasar masih fokus terhadap rilisnya kinerja emiten di kuartal pertama," ucap Riska kepada CNNIndonesia.com, dikutip Selasa (25/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, sentimen dari global datang dari sejumlah data perekonomian Amerika Serikat (AS), seperti indeks penjualan rumah baru, indeks kepercayaan konsumen, dan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017.
"Untuk sepekan, IHSG diperkirakan masih melanjutkan penguatan dengan bergerak dalam kisaran 5.570-5.715," sambung Riska.
Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menuturkan, kinerja IHSG juga masih akan didorong oleh arus dana asing yang masuk
(capital inflow) ke pasar modal.
"IHSG dalam pekan yang pendek terlihat masih menunjukan potensi penguatan yang cukup besar, pola gerak ditunjang oleh
capital inflow yang masih terus berlangsung," papar William dalam risetnya.
Namun, Wiliam tak menampik jika IHSG masih bergerak dalam rentang konsolidasi untuk jangka pendek. Adapun untuk jangka panjang, IHSG terbilang dalam tren kenaikan. William memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.603 dan resisten 5.708.
Pada sepanjang pekan lalu, IHSG bergerak positif ke level 5.664 atau menguat terbatas 0,85 persen. Hal tersebut, menurut Riska, tak lepas dari rilisnya data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait neraca perdagangan Indonesia yang tercatat surplus US$3,92 miliar. Angka tersebut naik tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$1,65 miliar.
"Penguatan IHSG juga terjadi merespons keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga 4,75 persen," tandas Riska