Bos BI Ramal Negara Berkembang Masih jadi Motor Ekonomi Dunia

CNN Indonesia
Rabu, 26 Apr 2017 18:09 WIB
Negara-negara berkembang, seperti Indonesia, sebagai motor utama pemulihan ekonomi global tahun ini masih dihadapkan pada risiko eksternal.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyebut negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai motor utama pemulihan ekonomi global tahun ini masih dihadapkan pada risiko eksternal. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Laju pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi membaik seiring dengan pemulihan perekonomian negara yang sebelumnya sempat terpuruk. Momentum positif pemulihan perekonomian dunia tersebut ditopang oleh kinerja ekonomi yang membaik di sejumlah negara maju dan negara berkembang.

"Bank Indonesia (BI) menyambut baik perbaikan proyeksi pertumbuhan dunia. Hal ini menandakan adanya momentum positif pemulihan perekonomian dunia, setelah pada tahun-tahun sebelumnya proyeksi pertumbuhan justru beberapa kali dikoreksi ke bawah", ujar Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (26/4).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Agus dalam pertemuan Musim Semi International Monetary Fund (IMF) antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Washington D.C., Amerika Serikat akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Agus menjelaskan, perekonomian dunia ke depan diproyeksi masih diliputi kerentanan yang tinggi, ketidakpastian politik, dan kondisi keuangan global yang lebih ketat serta pertumbuhan produktivitas yang rendah.

Menurutnya secara khusus, negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai motor utama pemulihan ekonomi global dewasa ini dihadapkan pada risiko eksternal terkait kondisi keuangan global yang lebih ketat serta tren kebijakan di negara maju yang berorientasi ke dalam, termasuk dalam bentuk proteksionisme perdagangan.

"Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, BI mendukung tetap digunakannya kerangka kerja sama multilateral untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan global dewasa ini," jelas Agus.

BI memandang bahwa kerja sama multilateral mendorong berbagai sumber pertumbuhan sehingga ekspansi perekonomian dunia dapat berjalan lebih berkesinambungan.

Sistem perdagangan yang terbuka dinilai menjadi sumber pertumbuhan yang sangat penting bagi negara-negara kawasan Asia, termasuk Indonesia. Namun, BI juga memandang pentingnya upaya memastikan agar manfaat dari proses integrasi keuangan dan perdagangan global tersebut dapat dirasakan oleh lebih banyak segmen masyarakat.

Rekomendasi IMF dan G20

BI pun mendukung rekomendasi yang diajukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan G20 tentang perlunya reformasi kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural di negara maju dan berkembang. Hal ini guna menjaga momentum pemulihan dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif.

Rekomendasi-rekomendasi kebijakan itu sejatinya sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk BI.

Khusus dalam rangka memperkuat resiliensi perekonomian terhadap risiko eksternal, BI kembali menyuarakan arti penting penguatan Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan kebijakan pengelolaan aliran modal.

Terkait JPKI, BI mengapresiasi pengembangan instrumen likuiditas baru IMF serupa fasilitas swap yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan likuiditas jangka pendek.

BI mengharapkan agar fasilitas baru ini dapat segera tersedia di tengah lingkungan global yang masih rentan dewasa ini. Terkait pengaturan pengelolaan aliran modal, BI memandang bahwa kebijakan pengelolaan aliran modal sebagai bagian integral dari bauran kebijakan diperlukan untuk memitigasi risiko yang ditimbulkan dari volatilitas aliran modal yang berlebihan.

Di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, juga diadakan pertemuan antara delegasi Indonesia dan IMF-Bank Dunia dalam rangka persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali, Indonesia.

Terkait hal ini, BI dan Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun program Voyage to Indonesia (VTI) bersama dengan IMF dan Bank Dunia. Delegasi Indonesia dalam kesempatan pertemuan dengan IMF dan Bank dunia tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Nasional Sidang Tahunan IMF-WB 2018, Gubernur BI, dan Menteri Keuangan Indonesia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER