Sri Mulyani: Acara Bank Dunia-IMF di Bali Ajang Pamer Negara

CNN Indonesia
Selasa, 25 Apr 2017 13:14 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, bakal terdapat 15 ribu tamu yang memiliki kewenangan di bidang keuangan internasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, bakal terdapat 15 ribu tamu yang memiliki kewenangan di bidang keuangan internasional. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan Tahunan Bank Dunia-Dana Moneter Internasional (IMF) 2018 (Annual Meeting IMF World Bank 2018) yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, tahun depan, merupakan kesempatan untuk memamerkan capaian perekonomian dan potensi pariwisata Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebagai ketua persiapan penyelenggaraan acara tersebut.

"15 ribu tamu yang akan hadir, terutama mereka yang memiliki kewenangan di bidang keuangan internasional, akan memberikan dampak positif dengan melihat sendiri ekonomi Indonesia dan masyarakat Indonesia yang maju dan memiliki kemampuan untuk perbaikan dirinya sendiri dan juga potensi-potensi ekonomi dan pariwisata yang akan disampaikan," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memaparkan melalui akun youtube resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dikutip Selasa (25/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mempromosikan Indonesia, pertemuan tahun depan juga menjadi kesempatan untuk memaparkan perkembangan kawasan ASEAN yang selama ini menjadi kawasan yang paling aktif dan potensial dalam ekonomi dunia.

Sri Mulyani bersama Luhut dan Gubernur BI Agus DW Martowardojo telah bertemu dengan perwakilan Bank Dunia dan IMF guna membahas persiapan gelaran tersebut di sela rangkaian Spring Meeting IMF-Bank Dunia 2017 di Washingtong DC, Amerika Serikat, pada 21-24 April 2017 lalu.

Sebagai catatan, dalam Spring Meeting IMF-Bank Dunia tahun ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral berbagai negara di dunia berkumpul untuk membahas perkembangan perekonomian terkini.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan ekonomi 2017 dan 2018 yang sudah mulai membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kendati demikian, perekonomian dunia masih harus menghadapi tantangan yang berasal dari kecenderungan proteksionisme perdagangan negara maju, dan perkembangan geopolitik terutama di Uni Eropa.

Karenanya, demi menjaga pemulihan ekonomi dunia, kerja sama dan koordinasi kebijakan antar negara di dunia perlu dilakukan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER