BI Sebut Kenaikan Harga Komoditas Bakal Tekan NPL Maret

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 13:21 WIB
BI menjelaskan, dengan geliat harga komoditas dan potensi penurunan rasio NPL, industri perbankan bisa tumbuh lebih sehat secara kumulatif kuartal I 2017.
BI menjelaskan, dengan geliat harga komoditas dan potensi penurunan rasio NPL, industri perbankan bisa tumbuh lebih sehat secara kumulatif kuartal I 2017. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan rasio kredit macet perbankan (Non Performing Loan/NPL) sepanjang Maret 2017 akan lebih baik dibandingkan NPL Februari lalu, yang berada dikisaran 3,2 persen secara gross dan 1,4 persen secara nett.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, potensi perbaikan rasio NPL sangat besar, berkat pergerakan positif dari sejumlah komoditas berbasis sumber daya alam (SDA) sehingga pihak industri tak membebankan perbankan.

"Angka NPL Maret belum ada tapi mudah-mudahan lebih baik dari Februari. Hal ini karena harga komoditas sedang naik terutama harga bahan mentah," ucap Dody di Kantor Pusat BI, kemarin petang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dody menjelaskan, dengan geliat harga komoditas dan potensi penurunan rasio NPL, industri perbankan bisa tumbuh lebih sehat secara kumulatif kuartal I 2017. Pasalnya, perbankan memiliki stimulus tambahan untuk menyehatkan kondisi keuangannya.

"Dari sisi korporasi pun, sekarang mulai dilakukan efisiensi di banyak hal. Salah satunya dari sisi pembayaran utang. Mereka jadi lebih baik untuk membenahi keuangan dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Dody.

Kemudian, dengan sejumlah faktor tersebut, Dody memperkirakan, pertumbuhan kredit perbankan juga akan meningkat dibandingkan Februari lalu yang tumbuh sekitar 8,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Adapun pertumbuhan kredit pada Februari lalu sedikit meningkat dibandingkan Januari yang sebesar 8,3 persen karena adanya proses konsolidasi korporasi dan perbankan.

Dengan begitu, sambung Dody, target pertumbuhan kredit sampai akhir tahun yang berada direntang 10 persen sampai 12 persen bukan tidak mungkin dapat dicapai oleh industri perbankan.

Bersamaan dengan potensi tersebut, BI mengatakan akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas pertumbuhan pasar perbankan dan laju inflasi. Sebab, laju inflasi menentukan nilai tukar rupiah di perbankan.

"Poin pertama, nilai tukar harus stabil jadi dari sisi inflasi juga harus stabil dalam level yang dalam sasaran kami," tekan Dody.

Sementara berdasarkan data Februari 2017, BI mencatat, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan sebesar 23 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) pada level 22,2 persen.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) Februari sebesar 9,2 persen, sedikit menurun dibandingkan Januari sebesar 10 persen. Namun, ditargetkan hingga tutup tahun, DPK mampu tumbuh direntang 9 persen sampai 11 persen yoy.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER