Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan performa cemerlang dalam tiga bulan pertama tahun ini. Perusahaan mengantongi laba bersih sebesar US$88,04 juta, meroket 291,73 persen dari US$22,47 juta di kuartal I 2016.
Berdasarkan laporan keuangan Bumi Resources pada Jumat (28/4), kontribusi pendapatan perusahaan batubara milik Grup Bakrie ini sebenarnya tidak signifikan. Perusahaan membukukan kenaikan pendapatan menjadi US$10,3 juta di kuartal I 2017, dari US$6,47 juta di periode yang sama 2016.
Malah, beban usaha kuartal I 2017 perusahaan menggunung menjadi US$14,8 juta, dari US$6,47 juta di periode yang sama 2016. Hal itu membuat Bumi Resources menanggung rugi usaha hingga US$4,5 juta, dari laba usaha US$841 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, kinerja keuangan perusahaan 'diselamatkan' oleh bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama bersih yang meroket 214,64 persen menjadi US$27,6 juta di kuartal I 2017 dari US$8,77 juta di periode yang sama tahun lalu.
Hal positif itu ditambah kempisnya beban bunga dan keuangan menjadi US$44,54 juta di tiga bulan pertama tahun ini, dari US$168,01 juta di kuartal I 2016.
Tak hanya itu, kinerja perusahaan dengan aset batu bara terbesar di Indonesia ini juga disuntik dengan lonjakan pendapatan lain-lain bersih sebesar 161,68 persen menjadi US$90,71 juta, dari US$34,64 juta.
Topangan tersebut membuat Bumi Resources mampu mencatatkan laba sebelum pajak penghasilan sebesar US$86,25 juta di tiga bulan pertama tahun ini, meroket dari US$35,48 juta di periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi aset, perusahaan mencatatkan nilai sebesar US$3,11 miliar per akhir Maret 2017, naik dari US$3,10 di akhir tahun lalu. Sementara liabilitas atau kewajiban Bumi Resources mencapai US$5,81 miliar, turun tipis dari US$5,88 miliar.
Seperti diketahui, perusahaan telah menerbitkan prospektus untuk menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue.
Asal tahu saja, penerbitan
rights issue ini merupakan upaya perusahaan dalam menyelesaikan restukturisasi utang sebesar US$4,2 miliar.
Rencananya, perusahaan akan menerbitkan saham baru dengan nilai mencapai Rp35 triliun atau sekitar US$2,6 miliar dengan nilai Rp926 per saham.