Terganjal Izin, Avtur Pertamina Urung 'Mengalir' ke Arab

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 15:50 WIB
PT Pertamina (Persero) masih belum bisa memasuki pasar avtur ke Arab Saudi karena masih menunggu izin usaha otoritas kebandarudaraan.
PT Pertamina (Persero) masih belum bisa memasuki pasar avtur ke Arab Saudi karena masih menunggu izin usaha otoritas kebandarudaraan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) masih belum bisa memasuki pasar avtur ke Arab Saudi meski perencanaan ini telah dilakukan jauh-jauh hari. Pasalnya, perusahaan masih menunggu izin usaha penyaluran avtur dari otoritas kebandarudaraan Arab Saudi (General Authority of Civil Aviation/GACA).

Direktur Pemasaran Pertamina M. Iskandar menuturkan, izin ini masih belum keluar meski dokumen-dokumen yang diperlukan telah dikirim setahun yang lalu. Padahal, perusahaan mengaku sudah siap untuk memasarkan produknya ke negara jazirah tersebut.

Rencananya, Pertamina beniat untuk menjadi operator di dua bandara Arab Saudi, yaitu Bandara King Abdul Aziz di kota Jeddah dan King Khalid di kota Riyadh. Perusahaan pelat merah ini menggandeng badan usaha Arab Saudi, Dallah Trans Arabia di dalam operasionalnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami hingga sekarang belum dapat approval di sana. Di sana kan yang megang otorisasi bukan oil company. Kalau bisa sih secepatnya, karena secara fasilitas, kami beserta mitra sudah siap," jelas Iskandar, Kamis (4/5).

Ia melanjutkan, izin yang sedianya akan diterbitkan itu hanya mencakup izin usaha saja dan tidak mencakup volume penyaluran. Jumlah avtur yang disalurkan nantinya diselesaikan melalui kontrak dengan masing-masing maskapai penerbangan yang singgah di dua bandara itu.

Menurutnya, potensi bisnis dari dua bandara ini sangat besar karena penerbangan langsung (direct) dari Indonesia banyak yang mendarat ke sana, khususnya untuk ibadah umrah. Ia menargetkan, penjualan avtur di dua bandara itu bisa mencapai 150 ribu kilo liter (kl) per tahun.

"Pesawat Indonesia itu banyak sekali yang ke Arab Saudi, bahkan maskapai lokalnya juga banyak. Makanya, kami sangat menunggu izin ini terbit," lanjutnya.

Langkah menjadi operator avtur ini diambil Pertamina setelah sebelumnya hanya menjadi mitra penyaluran saja di beberapa negara. Hingga bulan Mei tahun ini, Pertamina telah menjalin kerja sama penyaluran avtur dengan bada usaha lain di 32 lokasi di seluruh dunia.

"Kalau kemarin kan kami menjadi mitra, sekarang kami ingin jadi operatornya," papar Iskandar.

Sebagai informasi, penjualan avtur Pertamina mencapai 5,2 juta kl sepanjang tahun 2016. Angka ini meningkat 13,7 persen dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,57 juta kl.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER