Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang dilaksanakan di 101 provinsi dan kabupaten/kota pada 15 Februari lalu berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan, hal ini terlihat dari indikator Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tercatat tumbuh mencapai 8,02 persen pada tiga bulan pertama tahun ini.
"Konsumsi LNPRT tumbuh 8,02 persen. Ini karena adanya kegiatan Pilkada di 101 daerah secara serentak," ujar Suhariyanto yang akrab disapa Ketjuk, Jumat (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan BPS, pertumbuhan indikator PK-LNPRT menjadi yang tertinggi kedua setelah indikator ekspor meningkat 8,04 persen. BPS menyebutkan, kedua indikator tersebut mengalami pertumbuhan paling tinggi.
Sedangkan pertumbuhan indikator lainnya, yakni impor, terkerek 5,02 persen, konsumsi rumah tangga 4,93 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,81 persen, dan terakhir konsumsi pemerintah tumbuh 2,71 persen.
Hal ini sekaligus menepis anggapan bahwa pelaksanaan Pilkada serentak, khususnya Pilkada DKI Jakarta, yang sempat membuat panas masyarakat Indonesia memberi dampak negatif kepada perekonomian Indonesia.
Sebaliknya, Pilkada serentak justru memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang melampaui pencapaian kuartal IV 2016. Pada kuartal I 2017, ekonomi bertumbuh 5,01 persen, sedangkan kuartal IV 2016 tercatat tumbuh 4,94 persen. Bahkan, realisasinya lebih tinggi lagi dibandingkan kuartal I tahun lalu yang cuma 4,92 persen.
Sekadar informasi saja, BPS mencatat, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp2.377,5 triliun dan PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp3.227,2 triliun.
Dari strukturnya, kontribusi PDB berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 56,94 persen, PMTB 31,56 persen, ekspor 20,5 persen, konsumsi pemerintah 6,58 persen, termasuk konsumsi LNPRT 1,19 persen.