Maluku Utara, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengisyaratkan pembangunan bandar udara di Halmahera, Maluku Utara. Menurut Jokowi, bandar udara diperlukan untuk mempermudah akses masuk dan keluar Halmahera.
"Saya tadi bisik-bisik ke pak Menhub (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) di Halmahera, bandara yang representatif. Ya sudah, Halmahera bangun lagi Bandara," ujarnya, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Senin (8/5).
Ia menuturkan, keputusan posisi bandara berada di tangan Menhub, Gubernur Maluku Utara, dan Bupati Halmahera. Jokowi menginginkan, akses keluar masuk Halmahera melalui udara bisa langsung tanpa melalui Ternate dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pengalamannya, beberapa kali ke Halmahera, Jokowi selalu turun di Ternate terlebih dahulu, barulah melanjutkan perjalanan dengan helikopter. Sementara itu, masyarakat biasa memiliki beberapa opsi.
Mulai dari melanjutkan perjalanan ke Buli dari Ternate menggunakan pesawat kecil dan kapal cepat sekitar dua jam sampai Halmahera. Opsi lainnya adalah menaiki kapal ferry selama 16 jam dari Ternate atau campur darat dan laut sekitar sembilan jam. Kapal ferry pun biasanya hanya seminggu sekali dan terkena biaya Rp300 ribu.
"Jadi, lobinya ke pak Menhub. Bisik-bisik ke pak Menhub di sini saja, di sini saja. Bukan ke saya. Saya hanya putuskan di sini harus ada bandara, seperti di Ternate," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Janji ini disambut baik masyarakat. Basri Salasa salah satunya. Sebagai warga asli Halmahera, ia sangat berharap, bandara segera dibangun di sana. Harapan itu sempat pupus 12 tahun lalu. Pada 2005, bandara sempat dibangun namun terhenti, digusur, dan sekarang telah menjadi hutan belantara lagi.
"Sudah hampir satu abad merdeka, hanya laut pak. Kami butuh jalan, bandara. Sudah tidak kuat lagi," kata Basri.