IHSG Masih Tertekan Kondisi Politik dan Hukum Dalam Negeri

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 07:20 WIB
Pelaku pasar dinilai panik, sehingga ramai aksi jual. Aksi jual bahkan diprediksi meningkat jelang penutupan pasar pekan ini.
Pelaku pasar dinilai panik, sehingga ramai aksi jual. Aksi jual bahkan diprediksi meningkat jelang penutupan pasar pekan ini. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Jumat (12/5). Hal ini dikarenakan sikap panik yang masih dirasakan oleh pelaku pasar terkait kondisi hukum dan politik di Indonesia.

Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, sikap panik itu terlihat dari maraknya aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar. Aksi jual diperkirakan semakin meningkat jelang tutup pekan ini.

"Pelaku pasar, khususnya lokal, yang panik membuat laju IHSG terus berada di zona merah," ujarnya, dikutip Jumat (12/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya kondisi politik yang membuat IHSG terpuruk, tetapi juga pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menjadi sentimen negatif bagi pergerakan IHSG.

"Meski demikian, diharapkan ada kesempatan maupun momentum untuk terjadi pembalikan arah menguat untuk IHSG," kata Reza.

Dengan berbagai sentimen yang ada, Reza memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.586-5.619 dan resisten 5.702-5.751.

Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menilai, IHSG memang akan mengalami sedikit tekanan pada perdagangan akhir pekan ini. Namun, pelemahan itu masih disebutnya sebagai hal yang wajar.

Ia menyarankan, pelaku pasar mencermati gejolak harga komoditas batu bara yang tengah terjadi dalam melakukan aksi jual dan beli di pasar modal. Pada perdagangan akhir pekan ini, William memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.623 dan resisten 5.718.

"Untuk jangka menengah maupun panjang masih tetap akan bagus untuk pola gerak IHSG untuk dapat kembali mencetak rekor baru," terang William dalam risetnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER