Gaet Investor, BKPM Akan Tiru Malaysia dan Pakistan

CNN Indonesia
Rabu, 10 Mei 2017 18:00 WIB
Pemerintah menyadari penawaran investasi yang dilakukan selama ini melalui pendekatan proyek ternyata keliru.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembon ingin penanaman modal di Indonesia bisa seperti China Pakistan Economic Corridor (CPEC) atau Malaysia Iskandar Development Project (MIDP). (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berencana untuk menawarkan investasi kepada penanam modal asing dengan cara pendekatan kewilayahan. Hal ini dianggap lebih efektif menarik investasi dibanding menawarkan investasi secara proyek per proyek.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengaku, penawaran investasi melalui pendekatan proyek yang selama ini dijalankan pemerintah ternyata keliru. Pasalnya, langkah tersebut membuat pemerintah tidak fokus mengawal realisasi investasi masing-masing proyeknya.

"Sekarang dalam menarik investasi, kita sering terpecah antar sektor. Misalnya proyek energi sendiri, transportasi sendiri. Keterpaduan ini yang dibutuhkan. Kalau ditawarkan per proyek, nantinya kurang fokus realisasinya," jelas Thomas, Rabu (10/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thomas ingin, penanaman modal di Indonesia bisa seperti China Pakistan Economic Corridor (CPEC), di mana investasi pipa gas, rel kereta, jalan raya, hingga kawasan ekonomi dilakukan secara terpadu di Pakistan. Program yang diinisiasi tahun 2015 ini nyatanya berhasil menggaet investasi China sebesar US$62 miliar.

Selain itu, Indonesia juga dapat mencontoh Malaysia Iskandar Development Project (MIDP), dimana seluruh proyek di dalamnya, yang berjumlah 60 proyek saling berkaitan satu sama lain. Proyek properti raksasa bernama Forest City di kawasan tersebut misalnya, akan diintegrasikan dengan kereta cepat Singapura-Malaysia.

"Kami membayangkan bahwa investasi seharusnya dilakukan dengn pendekatan kewilayahan seperti itu," paparnya.

Untuk itu, pemerintah berencana untuk menawarkan konsep serupa kepada investor China di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road pertengahan Mei ini. Nantinya, pemerintah akan menawarkan dua hingga tiga lokasi yang sedianya bisa digarap penanam modal asal China secara terpadu.

Sayangnya, Thomas belum tahu lokasi-lokasi yang akan ditawarkan, karena menunggu rapat koordinasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. Tetapi, sebelumnya pemerintah telah memilih delapan calon lokasi yang akan dipasarkan ke investor China tersebut.

"Hal ini perlu dikejar karena minat investasi dari China sangat tinggi sekali. KTT One Belt One Road diharapkan bisa memberikan momentum yang baik untuk segera mengadopsi pendekatan yang diperlukan dalam investasi," jelasnya.

Menurut data BKPM, Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar Rp386,4 triliun atau meningkat 8,39 persen year-on-year (yoy) dari posisi Rp365,9 triliun di tahun 2015.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER