Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeldjono meyakini, pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah akan selesai sesuai dengan target yang ditetapkan pada 2018 mendatang. Tepat waktunya pembangunan bendungan tersebut lantaran pembebasan lahan untuk proyek tersebut berjalan lancar.
"Kami optimis bendungan dapat selesai tepat waktu. Saat ini pun tengah berjalan secara pararel pembangunan irigasi di hilir waduk Logung, sehingga nanti dapat langsung mengairi sawah-sawah di Kabupaten Kudus," ujar Basuki dalam keterangan tertulis resmi, dikutip Minggu (14/5).
Pembangunan Bendungan Logung menurut dia, juga bisa dipercepat seiring proses pembangunan yang telah mencapai 42 persen pada Februari lalu. Bendungan Logung secara keseluruhan nantinya akan memiliki kapasitas penampungan air mencapai 20,15 juta meter kubik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah rampung nantinya, Basuki memprediksi, bendungan tersebut akan mampu menampung kebutuhan air sekitar 130.909 orang dan industri yang berada di sekitar Kabupaten Kudus sebanyak 200 liter per detik. Bendungan tersebut juga akan mampu menahan banjir hingga 30 persen dan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mikro sebesar 0,5 megawatt (MW), serta menjadi sarana rekreasi.
"Bendungan Logung juga akan menambah luasan sawah dari semula 2.200 hektar menjadi 5.355 hektar," imbuh Basuki.
Saat ini, bendungan senilai Rp604 miliar tersebut tengah dikerjakan oleh konstruktor PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai proyek mencapai Rp604 miliar.
Target 65 Bendungan
Adapun hingga 2019 mendatang, Kementerian PUPR menargetkan dapat membangun 65 bendungan. Selain Bendungan Logung, pemerintah saat ini juga tengah mempercepat pembangunan beberapa bendungan lain di Jawa Tengah, seperti Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Bendungan Dolok di Kabupaten Demak, dan Bendungan Jatinegara di Kabupaten Tegal. Keempat bendungan tersebut akan dibangun dengan sistem daerah irigasi (DI).
"Bendungan Randugunting saat ini dalam tahap sertifikasi desain bendungan. Pada tahun depan ditargetkan bisa mulai dibangun," kata Basuki.
Rencananya, Bendungan Randugunting ditargetkan mampu menampung air sekitar 8,61 juta meter kubik dan menjadi sumber irigasi pada DI Kedungsapen seluas 630 hektar dan menjadi daerah konservasi air. Sementara itu, Bendungan Jragung akan menjadi sumber air untuk DI Jragung seluas 4.038,5 hektar, DI Ketitang seluas 2.396,5 hektar, serta menyuplai DI Guntur. Bendungan Jragun juga diharapkan bisa mengendalikan banjir dan PLTA berkapasitas 2x1.245 MW.
"Saat ini, Bendungan Jragung dalam tahap penyusunan analisis dampak lingkungan (AMDAL) dengan rencana pembangunan pada 2019," jelasnya.
Adapun Bendungan Dolok berkapasitas 34,09 juta meter kubik dan menjadi sumber DI mencapai 4.038,5 hektar dengan kapasitas aliran air sebesar 701 liter per detik. Seperti dua bendungan lainnya, bendungan ini juga akan dijadikan sumber PLTA berkapasitas 900 kilowatt. Namun, bendungan ini masih pada tahap studi kelayakan dan penyesuaian desain.
Terakhir, Bendungan Jatinegara diproyeksi bisa menjadi sumber DI Gambut seluas 7.634 hektar dan menjadi sumber PLTA berkapasitas 1,29 MW. Adapun saat ini, bendungan ini tengah menyelesaikan tahapan DED dan model test.